Analisiskekuatan streght dan kelemahan weakness suatu bisnis bertujuan untuk mengideniikasi factor internal dalam yang mempengaruhi keberlangsungan dari bisnis yang dijalankan. a. » Kepemimpinan Transaksional Kepemimpinan Transformasional » Jenis-Jenis Waralaba Keuntungan dan Kerugian Membeli Waralaba Cara Memilih Waralaba yang Baik Skip to content BerandaFitur LengkapHargaPrivate CloudLoginCoba Gratis Mengenal Ciri, Prinsip, dan Pro-Kontra Gaya Kepemimpinan Transformasional Mengenal Ciri, Prinsip, dan Pro-Kontra Gaya Kepemimpinan Transformasional Kesuksesan sebuah bisnis tentu tidak terlepas dari gaya kepemimpinan di dalamnya. Umumnya, pemimpin yang visioner mampu membawa setiap anggota timnya bergerak maju dalam menciptakan perubahan dan mencapai tujuan. Dalam hal ini, pemimpin visioner yang dimaksud kemungkinan besar menerapkan gaya kepemimpinan transformasional. Apa itu kepemimpinan tranformasional? Artikel ini akan membahas secara lengkap pengertian dari gaya kepemimpinan tersebut, beserta ciri, prinsip, dan pro-kontra terkait. Apa itu Kepemimpinan Transformasional? Istilah kepemimpinan transformasional sebenarnya diciptakan oleh sejarawan dan penulis biografi bernama James MacGregor Burns pada tahun 1978, namun baru dikenal luas dalam beberapa tahun terakhir. Ada begitu banyak definisi kepemimpinan tranformasional menurut para ahli. Namun, secara garis besar, gaya kepemimpinan transformasional adalah cara seorang pemimpin memotivasi dan memberdayakan orang-orang di bawah tanggung jawabnya untuk bekerja sama mewujudkan visi perusahaan. Dalam menjalankan tugasnya, seorang pemimpin transformasional memberikan anggotanya ruang lebih untuk mengasah skill yang mereka perlukan di tempat kerja. Keleluasaan tersebut menginspirasi anggotanya untuk menjadi lebih kreatif dalam berinovasi dan menemukan solusi baru untuk setiap permasalahan. Anggota juga akan memiliki cara pandang baru, bersamaan dengan tingkat kepuasan kerja dan komitmen yang tinggi. Yang pada akhirnya memungkinkan pemimpin menciptakan budaya dan lingkungan kerja yang sehat, efektif, dan efisien bagi semua. Baca juga Bagaimana Cara Menjadi Pemimpin yang Efektif? Berikut Tipsnya Ciri-Ciri Gaya Kepemimpinan Tranformasional Seorang peneliti bernama Bernard M. Bass pada tahun 1985 merumuskan empat elemen utama yang harus dimiliki oleh sosok dengan gaya kepemimpinan transformasional. Begitu pun menurut Robbins dan Judge 200891, dimana ciri-ciri kepemimpinan tranformasional itu, meliputi 1. Stimulasi Intelektual Intellectual Stimulation Kondisi perusahaan yang stagnan adalah musuh nomor satu bagi para pemimpin tranformasional. Mereka selalu berusaha untuk mengubah pemikiran, teknik, dan target usang yang selama ini masih dipertahankan. Untuk mencapainya, mereka selalu membuka peluang baru bagi setiap anggotanya untuk belajar. Mereka proaktif menggerakan setiap anggotanya untuk mengeksplor cara-cara baru dalam melakukan sesuatu dan berinovasi menghasilkan solusi. Jadi, stimulasi intelektual bisa diartikan sebagai perilaku pemimpin dalam meningkatkan kecerdasan timnya guna meningkatkan kreativitas dan inovasi, rasionalitas, serta pemecahan masalah secara cermat. 2. Konsiderasi Individual Individualized Consideration Seorang pemimpin dengan gaya kepemimpinan transformasional mampu memahami perbedaan individual para bawahannya. Mereka paham bahwa setiap manusia adalah individu yang unik. Dengan menerapkan komunikasi dua arah, mereka bisa mendengarkan sekaligus memberikan dukungan atau apresiasi terhadap prestasi dan pertumbuhan anggotanya. Pemimpin ini pun bisa menjaga alur komunikasi tetap terbuka sehingga anggotanya merasa bebas untuk berbagi ide, kritik, ataupun saran. 3. Motivasi Inspirasional Inspirational Motivation Motivasi inspirasional ditandai dengan perilaku pemimpin yang memiliki visi yang jelas dan mampu mengomunikasikannya kepada setiap anggota. Pada prosesnya, mereka juga cenderung berperan sebagai mentor dan coach yang fokus mendampingi. Mereka pun tak hanya memberikan tantangan, namun juga senantiasa membangkitkan optimisme, antusiasme, dan motivasi dalam diri setiap anggotanya. 4. Idealisasi Pengaruh Idealized Influence Idealized influence disebut juga sebagai seorang pemimpin yang kharismatik, di mana anggotanya memiliki keyakinan yang mendalam terhadap pemimpinnya, merasa bangga bisa bekerja bersama, dan mempercayai kapasitas pemimpinnya dalam mengatasi setiap permasalahan. Seorang pemimpin transformasional juga berfokus membangun budaya perusahaan di mana setiap orang di dalamnya mau bergotong royong untuk kebaikan bersama. Mereka pun menyadari bahwa pemimpin adalah sosok panutan, sehingga mereka harus mencontohkan standar moral yang sama agar setiap anggotanya berpandangan selaras. Baca juga 10 Ciri-ciri Kepemimpinan yang Baik, Wajib Diketahui! Prinsip Kerja Kepemimpinan Transformasional Menurut Erik Rees 200, prinsip-prinsip yang harus diciptakan oleh seorang pemimpin tranformasional, meliputi 1. Simplifikasi. Seorang pemimpin harus dapat mengungkapkan visinya secara jelas, praktis, dan transformasional, sebagai arah pergerakan organisasi. 2. Motivasi. Pemimpin transformasional harus memiliki kemampuan mendapatkan komitmen semua orang yang terlibat dalam visi. Ketika seorang pemimpin menciptakan sebuah sinergi dalam organisasi, maka ia seharusnya juga mampu memotivasi dan mengoptimalkan setiap anggotanya. 3. Fasilitasi. Pemimpin transformasional secara efektif memfasilitasi pembelajaran yang terjadi dalam organisasi secara kelembagaan, kelompok, maupun individual. Hal ini akan berdampak pada bertambahnya modal intelektual setiap pengikutnya. 4. Mobilitasi. Pemimpin mengerahkan sumber daya yang ada untuk melengkapi dan memperkuat setiap orang terlibat dalam mencapai suatu visi. 5. Siap-siaga. Ditandai dengan kemampuan untuk selalu belajar tentang diri mereka dan terbuka terhadap perubahan dengan paradigma baru yang positif. 6. Tekad. Tekad seorang pemimpin untuk menyelesaikan tugas hingga tuntas juga didukung oleh pengembangan disiplin spiritualitas, emosi, fisik, serta komitmen. Baca juga Kepemimpinan Informal Pengertian dan Cara Menjadi Pemimpin Informal Pro-Kontra Gaya Kepemimpinan Transformasional Selayaknya gaya kepemimpinan lain, kepemimpinan transformasional juga memilki kelebihan dan kekurangan. Dalam hal kelebihan, gaya kepemimpinan ini sangat baik dalam mengomunikasikan ide-ide baru, menyeimbangkan visi jangka pendek maupun jangka panjang, hingga membangun koalisi yang kuat dan rasa saling percaya. Lewat bimbingan ekstensif yang diberikan oleh pemimpin tranformasional, perusahaan juga secara tidak langsung membentuk karyawan lainnya untuk menjadi calon pemimpin terbaik selanjutnya. DI sisi lain, kontra atau kekurangan gaya kepemimpinan ini ialah tidak cocok untuk diterapkan dalam organisasi yang masih berada pada tahap awal perintisan maupun yang baru seumur jagung dan tidak memiliki struktur. Sama halnya jika diterapkan dalam organisai yang dibentuk hanya untuk sementara waktu, gaya kepemimpinan ini tidak efektif untuk dilakukan. Baca juga Kepemimpinan Afiliatif Pengertian Lengkap dan Tips Mengembangkannya Kesimpulan Demikianlah penjelasan mengenai kepemimpinan tranformasional, lengkap dengan uraian terkait ciri-ciri, prinsip, serta pro-kontra terkait. Jika Anda ingin menjadi salah satu pemimpin tranformasional, Anda tentu tidak boleh cepat berpuas diri dan harus mau mempelajari banyak hal. Salah satu diantara hal yang bisa Anda pelajari, terlebih jika Anda bekerja di bidang keuangan dan bisnis, ialah manajemen atau pengelolaan keuangan. Saat ini, telah tersedia metode yang lebih otomatis, cepat, dan akurat dalam pengelolaan keuangan. Accurate Online merupakan software akuntansi yang menyediakan pengelolaan keuangan yang lebih praktis, yang bisa diakses kapanpun dan dimanapun. DI dalamnya, terdapat banyak fitur dan keunggulan yang bisa digunakan untuk kemudahan Anda dalam mengelola keuangan dan bisnis. Lebih dari 200 jenis laporan keuangan dan bisnis pun tersedia dan telah dibuktikan mampu membantu pebisnis mencapai kesuksesannya. Anda tertarik mencobanya secara gratis selama 30 hari? Silahkan klik tautan gambar di bawah ini. Seberapa bermanfaat artikel ini? Klik salah satu bintang untuk menilai. 0 pembaca telah memberikan penilaian Belum ada yang memberikan penilaian untuk artikel ini Jadilah yang pertama! As you found this post useful... Follow us on social media! We are sorry that this post was not useful for you! Let us improve this post! Tell us how we can improve this post? Seorang wanita lulusan sarjana manajemen bisnis dan akuntansi yang hobi menulis blog tentang manajemen bisnis secara spesifik. Bagikan info ini ke temanmu! Related Posts Page load link
Seorangpemimpin transformasional, sangat mengerti akan kebutuhan, kekurangan, kelebihan, dan potensi anggotanya. Hal ini membuatnya dapat melakukan pendekatan yang berbeda terhadap para anggotanya sesuai dengan kondisi mereka. lainnya dilakukan oleh Dong I. Jung di Universitas San Diego yang meneliti mengenai pengaruh dan hubungan
The kepimpinan transformasi dilaksanakan oleh orang yang melaksanakan perubahan besar dalam masyarakat. Ini adalah ciri pemimpin yang membuat perubahan dalam tingkah laku dan sikap pengikut mereka anggota organisasi, mengubah visi mereka dan mendapatkan komitmen yang diperlukan untuk mencapai objektif organisasi. Contoh kepemimpinan jenis ini adalah Steve Jobs, yang mendorong dan mencabar pekerjanya untuk membuat produk yang lebih baik. Yang lain yang lebih baru adalah Elon Musk, yang dengan penglihatannya tentang dunia dengan kereta elektrik atau lelaki yang tiba di Mars memberi inspirasi kepada orang ramai. Pemimpin transformasional menjaga pengikutnya dan menarik cita-cita moral. Ini menyiratkan nilai yang berbeza seperti kejujuran, tanggungjawab atau altruisme. Dengan cara ini, dia mendesak mereka untuk menjaga kepentingan organisasi dan mengatasi sikap mementingkan diri sendiri. Kepemimpinan transformasional melibatkan peningkatan keupayaan anggota organisasi untuk menyelesaikan masalah secara individu atau kolektif. Ia mewakili budaya perubahan. Kepemimpinan transformasional memotivasi orang untuk melakukan lebih banyak daripada yang mereka harapkan, yang akhirnya bergerak dan mengubah kumpulan, organisasi dan masyarakat itu sendiri. Untuk mencapai ini, mereka menggunakan visi yang memberi inspirasi, nilai organisasi, iklim organisasi yang baik dan hubungan peribadi yang memuaskan. Ciri-ciri pemimpin transformasi Inilah ciri-ciri pemimpin transformasi yang paling penting Transformasi Pemimpin transformasional mengubah pengikut mereka dan organisasi di mana mereka berada. Lebih-lebih lagi, yang paling terkenal malah mengubah sejarah dan kehidupan orang. Mereka memotivasi orang Ini adalah gaya kepemimpinan yang memotivasi dan mengubah orang, kerana berkaitan dengan keperluan manusia, realisasi diri, harga diri dan pertumbuhan peribadi. Penggunaan kepemimpinan transformasional mendorong tingkah laku yang lebih berkesan, pekerjanya termotivasi untuk memberikan lebih banyak daripada yang diharapkan daripada mereka. Mereka menghasilkan perubahan penglihatan pada pengikut mereka Pemimpin transformasional memberi pengaruh kepada ahli kumpulan, menghasilkan perubahan visi yang mendorong orang untuk mengetepikan kepentingan peribadi untuk mencari kebaikan bersama. Mereka bahkan akan mencari kepentingan bersama walaupun keperluan asas mereka seperti keselamatan, kesihatan atau cinta tidak dipenuhi. Kepemimpinan transformasional sesuai apabila anda ingin mengubah visi atau misi organisasi itu sendiri kerana persekitarannya dinamik dan cepat berubah. Dalam persekitaran ini gaya kepemimpinan yang paling sesuai kerana itulah yang dicapai oleh pemimpin ini. Mereka adalah pemimpin yang berkarisma dan memberi inspirasi Mereka adalah pemimpin dengan karisma, yang menunjukkan pengaruh melalui watak, pengaruh mereka dan tingkah laku teladan mereka. Pemimpin transformasional akhirnya menjadi teladan bagi pengikut mereka. Kepemimpinan transformasional akhirnya memberi kesan kepada pengikut kerana mereka mengenalinya, dengan kepercayaannya, dengan nilai dan objektifnya. Pemimpin ini mempunyai kemampuan untuk memikat pengikut mereka dan menyampaikan keyakinan dan rasa hormat. Selain itu, mereka memberi inspirasi kerana mereka meningkatkan optimisme dan semangat. Perhatikan pengikut individu Pemimpin transformasi memberi perhatian kepada pengikutnya, dengan cara yang mendorong perkembangan dan pertumbuhan mereka. Ini juga mendorong mereka secara intelektual, dengan cara itu mereka memulakan tindakan, berusaha melakukan perkara baru atau memikirkan masalah dengan cara baru. Anda ada pada mereka, menyampaikan harapan yang tinggi, dan boleh dipercayai dan bersedia menolong mereka. Di samping itu, mereka melayani ahli secara individu, menasihati dan melatih mereka. Mereka menjalin hubungan emosi dalam pengikut mereka Pengikut akhirnya membentuk ikatan emosi yang kuat dengan pemimpin transformasi, sehingga membentuk visi bersama. Pengikut merasa lebih yakin pada diri sendiri, dengan harga diri yang lebih tinggi, sehingga mereka memberi respons positif terhadap apa yang dikehendaki oleh pemimpin mereka, berusaha untuk mencapai pencapaian kolektif. Mereka mempromosikan kerjasama Mereka adalah pemimpin yang dapat menyesuaikan diri dengan tuntutan organisasi. Ini bermaksud bahawa mereka mempromosikan kerjasama dalam organisasi, bahawa semua anggota saling memahami dan harapan organisasi itu sendiri dan kumpulan dipenuhi. Mereka mempromosikan kesan lata atau domino Kesan lata atau domino merujuk kepada kemampuan pemimpin transformasi untuk menjadikan pengikutnya menjadi pemimpin yang berpotensi. Dengan cara ini, apabila dalam situasi lain perlu, pengikutnya sendiri yang akan menjadi pemimpin transformasi, menjamin bahawa organisasi itu dapat bertahan. Mereka secara intelektual merangsang pengikut mereka Satu lagi ciri asas kepemimpinan transformasional adalah rangsangan intelektual pengikutnya; Mereka menyukai pendekatan baru untuk masalah dan menimbulkan pertanyaan terhadap tantangan yang mereka hadapi. Di samping itu, mereka menganggap bahawa latihan berterusan adalah penting, kerana mereka percaya bahawa pengikut tumbuh secara peribadi dengan cara ini. Kepemimpinan bersama adalah penting bagi mereka Bagi pemimpin transformasional, "kepemimpinan bersama" adalah penting, iaitu, mereka mencari kata sepakat dengan pekerja mengenai nilai-nilai organisasi, objektif dan cara kerja. Bagi mereka, kerja berpasukan adalah penting, kerana hasil yang lebih baik dicapai dalam organisasi. Mereka adalah peranan simbolik autoriti Pemimpin transformasional mengambil peranan sebagai "peranan simbolik kewibawaan", sehingga mereka menjadi agen yang bertanggungjawab. Mereka tahu dan merasa bertanggungjawab terhadap organisasi, jadi mereka melakukan tingkah laku tertentu untuk memberi contoh. Ini adalah contoh ketersediaan kepada syarikat, jujur, bertanggungjawab dan bekerja keras untuk dapat mencapai objektif dan selaras dengan nilai organisasi. Mereka ditakrifkan mengikut nilai moral Mereka memberi kesan kepada pengikut mereka berdasarkan nilai-nilai seperti kepercayaan, kekaguman, kesetiaan, dan rasa hormat. Mereka mementingkan hati nurani pengikut mereka, menarik nilai-nilai seperti kebebasan, keadilan atau kedamaian. Mereka mencapai kesan kepada pengikut mereka dengan menyedarkan mereka tentang matlamat organisasi, mendorong mereka untuk melampaui minat mereka sendiri dan mengaktifkan keperluan mereka yang lebih tinggi, seperti mewujudkan diri. Mereka berusaha mengurangkan kesalahan Pemimpin transformasional cuba mengurangkan kesalahan; mereka cuba menjangka agar perkara itu tidak berlaku. Apabila kesilapan berlaku, mereka tidak mengeluh atau membalas, mereka hanya berusaha mengubahnya menjadi pengalaman belajar. Dari kesilapan yang anda pelajari dan oleh itu jangan menghukum orang bawahan kerana telah melakukannya. Mereka mendorong kreativiti Mereka mengajak pengikut untuk menyumbang idea baru, mereka mendorong kreativiti untuk berdikari. Untuk melakukan ini, mereka mengundang mereka untuk mencari cara terbaik untuk menyelesaikan masalah dan melaksanakan tugas secara kreatif. Dia mempunyai visi yang berorientasi masa depan dan mengarahkan seluruh tenaganya dalam menyelesaikan masalah yang rumit, tidak menggunakan pemikiran konvensional dan menggunakan kecerdasannya untuk mencapai kejayaan. Ciri dan kecekapan Dalam beberapa kajian mengenai pemimpin transformasi, sifat peribadi yang berbeza telah dikenal pasti. Sebagai contoh, ditekankan bahawa mereka mempercayai orang dan memenuhi keperluan mereka, melihat diri mereka sebagai agen perubahan dan fleksibel dan belajar dari pengalaman. Di samping itu, mereka adalah penglihatan, dengan kemahiran kognitif yang baik dan percaya pada keperluan untuk menganalisis masalah. Mereka adalah orang yang mempromosikan nilai untuk membimbing tingkah laku orang dan berhati-hati ketika mengambil risiko. Kelebihan kepemimpinan transformasional Mempunyai kesan terhadap harga diri dan kesejahteraan Memandangkan ciri-ciri pemimpin transformasi, pengikut akhirnya merasa yakin diri, dengan harga diri yang lebih tinggi dan perasaan menjadi sebahagian daripada kumpulan. Semua ini memberi kesan kepada organisasi kerana pengikutnya memberi respons positif terhadap apa yang dikehendaki oleh pemimpin daripada mereka. Meningkatkan prestasi pekerja Pengikut berusaha sebaik mungkin untuk mencapai usaha organisasi dan oleh itu prestasi dan prestasi yang lebih besar dicapai oleh pekerja. Penyelidikan yang berbeza menunjukkan bahawa kepemimpinan transformasional mempunyai kesan positif terhadap reaksi psikologi dan emosi pengikut, sebab itulah prestasi mereka di tempat kerja juga lebih tinggi. Sebagai contoh, beberapa penyelidikan dari AS menunjukkan bahawa pengikut pemimpin transformasi, berbanding dengan pemimpin lain, menunjukkan lebih banyak prestasi di tempat kerja. Ini berlaku kerana mereka mempunyai lebih banyak keyakinan dan komitmen, yang akhirnya mempunyai kesan di peringkat kerja. Mereka dapat bertindak balas terhadap kerumitan organisasi Kelebihan lain dari pemimpin transformasi ialah mereka dapat menyesuaikan diri dengan apa yang dikehendaki oleh organisasi daripada mereka, meningkatkan kecekapan dan keberkesanannya. Jenis pemimpin ini mendorong kerjasama dan tanggungjawab, dan dapat bertindak balas dengan berkesan terhadap kerumitan organisasi. Kekurangan kepemimpinan transformasional Nelson Mandela adalah contoh pemimpin transformasiPada beberapa kesempatan, kepemimpinan transformasional mungkin bukan gaya yang paling bermanfaat bagi organisasi. Contohnya, ketika kita bergerak dalam lingkungan stabil yang dinamis, dengan sedikit perubahan, di mana pengikut mempunyai pengalaman dan menikmati pekerjaan mereka, gaya transaksional mungkin lebih sesuai. Apabila pengikut mempunyai status, tergolong dalam organisasi yang adil, dan yang mempromosikan kawalan diri pada anggotanya, gaya transaksi juga boleh menjadi gaya yang paling bermanfaat untuk mengekalkan keseimbangan. Itu bukan gaya untuk semua pengikut Gaya transformasi bukanlah yang paling optimum untuk semua pengikut. Pekerja yang lebih bergantung, yang tidak dapat melakukan apa yang diharapkan atau diajarkan oleh pemimpin, dan yang tidak dapat mengembangkan kemahiran mereka akan merasa lebih tidak selesa. Sedikit orientasi kepada perincian Walaupun pemimpin transformasional terkenal dengan kemampuan mereka untuk memotivasi, mereka kadang-kadang mempunyai sedikit orientasi terhadap perincian. Pakar mengatakan pemimpin jenis ini memerlukan sokongan orang yang lebih teratur dan berorientasikan perincian. Keperluan sokongan yang realistik Oleh kerana pemimpin transformasi sangat bergantung pada semangat dan visi, mereka kadang-kadang memerlukan pasangan yang realistik yang akan memberi mereka gambaran yang realistik mengenai keadaan dan matlamat organisasi. Rujukan Ayala-Mira, M., Luna, MG, dan Navarro, G. 2012. Kepemimpinan transformasional sebagai sumber kesejahteraan di tempat kerja. Uaricha Journal of Psychology, 9 19, 102-112. Bernal Agudo, JL 2001. Perubahan utama kepemimpinan transformasional. Buku Tahunan Pendidikan Jabatan Ilmu Pendidikan Universiti Zaragoza. Bracho Parra, O., dan Guiliany, JG 2013. Beberapa pertimbangan teori mengenai kepemimpinan transformasional. Godoy, R., dan Bresó, E. 2013. Adakah kepemimpinan transformasional menentukan motivasi intrinsik pengikut? Jurnal Word dan Psikologi Organisasi, 29, 59-64. Moreira, CM 2010. Kepimpinan dan jantina transformasional dalam organisasi ketenteraan. Tesis Kedoktoran Universiti Complutense Madrid. Nader, M., dan Sánchez, E. 2010. Kajian perbandingan nilai-nilai pemimpin sivil dan ketenteraan transformasi dan transaksional. Annals of Psychology, 26 1, 72-79. PendekatanSituasional dalam teori kepemimpinan mencakup beberapa faktor : 1) Pekerjaan, 2) Pengharapan dan Perilaku teman sekerja, 3) Sifat atau karakteristik, 4) Budaya dan kebijakan organisasi. 1. Model Kepemimpinan Hersey dan Blanchard. Model kepemimpinan mereka yaitu efektifitas kepemimpinan tergantung dari kesiapan bawahan. 2.

A liderança transformacional é exercida por pessoas que exercem mudanças profundas na sociedade. É uma característica dos líderes que criam mudanças no comportamento e na atitude de seus seguidores membros da organização, mudando sua visão e obtendo neles o compromisso necessário para alcançar os objetivos da exemplo desse tipo de liderança é Steve Jobs, que incentivou e desafiou seus funcionários a criar produtos melhores. Outro mais recente é Elon Musk, que com sua visão de um mundo com carros elétricos ou o homem que vem a Marte inspira grandes líderes transformacionais se preocupam com seus seguidores e apelam aos ideais morais. Implica valores diferentes, tais como honestidade, responsabilidade ou maneira, ele os incentiva a procurar o interesse da organização e a superar o egoísmo liderança transformacional implica aumentar a capacidade dos membros de uma organização para resolver problemas individualmente ou coletivamente. Representa a cultura da liderança transformacional motiva as pessoas a fazerem mais do que esperam, o que acaba movendo e mudando grupos, organizações e a própria sociedade. Para conseguir isso, eles usam uma visão inspiradora, valores organizacionais, um bom clima organizacional e um relacionamento pessoal dos líderes transformacionaisEstas são as características mais importantes dos líderes transformacionaisTransformarLíderes transformacionais transformam seus seguidores e as organizações em que estão. Além disso, os mais proeminentes até transformam a história e a vida das motivam as pessoasÉ um estilo de liderança que motiva as pessoas e as transforma, porque está relacionado às necessidades humanas, auto-realização, auto- estima e crescimento exercício da liderança transformacional estimula comportamentos mais eficazes, seus trabalhadores são motivados a dar ainda mais do que o esperado produzem mudanças de visão em seus seguidoresOs líderes transformacionais influenciam os membros do grupo, produzem mudanças de visão que incentivam as pessoas a deixar de lado interesses pessoais para buscar o bem até buscarão interesse coletivo, mesmo que não atendam às suas necessidades mais básicas, como segurança, saúde ou liderança transformacional é apropriada quando você deseja alterar a visão ou missão da própria organização, porque o ambiente é dinâmico e muda rapidamente. Nesses ambientes, o estilo de liderança mais adequado é o que esses líderes são líderes carismáticos e inspiradoresEles são líderes com carisma, que demonstram influência através de seu caráter, influência e comportamentos transformacionais acabam se tornando um modelo para seus liderança transformacional acaba gerando impacto nos seguidores, porque eles se identificam com ela, com suas crenças, com seus valores e líderes têm a capacidade de excitar seus seguidores e transmitir confiança e também são inspiradores porque aumentam o otimismo e o prestam atenção aos seguidores individualmenteO líder transformacional presta atenção a seus seguidores, para que ele promova seu desenvolvimento e os estimula de maneira intelectual, para que iniciem ações, tentem fazer coisas novas ou pensem de uma maneira nova, está disponível para eles, comunicando grandes expectativas e mostrando-se confiável e disposto a ajudá-los. Além disso, eles tendem a membros individualmente, aconselhando e geram laços emocionais em seus seguidoresOs seguidores acabam formando um forte vínculo emocional com o líder transformacional, formando uma visão seguidores se sentem mais autoconfiantes, com maior auto-estima, e respondem positivamente ao que o líder exige, esforçando-se para alcançar conquistas promovem a cooperaçãoSão líderes que se adaptam muito bem às demandas da significa que eles promovem a cooperação dentro da organização, que todos os membros se entendem e que as expectativas da própria organização e do grupo são atendidas .Promova o efeito cascata ou dominóO efeito cascata ou dominó se refere à capacidade dos líderes transformacionais de converter seus seguidores em líderes em quando em outras situações é necessário, são os próprios seguidores que se tornarão líderes transformacionais, garantindo que a organização seja estimulam seus seguidores intelectualmenteOutra das características fundamentais da liderança transformacional é a estimulação intelectual de seus seguidores;eles favorecem novas abordagens para os problemas e propõem perguntas aos desafios que disso, eles acreditam que a educação continuada é importante, porque acreditam que os seguidores crescem pessoalmente dessa compartilhada é importante para elesPara os “líderes transformacionais”, a “liderança compartilhada” é importante, ou seja, eles buscam um consenso com os trabalhadores sobre os valores da organização, os objetivos e a maneira de eles, o trabalho em equipe é importante, porque melhores resultados são alcançados dentro da papéis simbólicos de autoridadeOs líderes transformacionais adquirem um papel de “papel simbólico da autoridade”, para que se tornem agentes responsáveis. Eles conhecem e se sentem responsáveis ​​pela organização e, portanto, realizam um comportamento específico para dar o são um exemplo de disponibilidade para a empresa, sendo honestos, responsáveis ​​e trabalhando duro para alcançar os objetivos e serem consistentes com os valores são definidos de acordo com valores moraisEles afetam seus seguidores com base em valores como confiança, admiração, lealdade e se preocupam com a consciência de seus seguidores, apelando para valores como liberdade, justiça ou alcançam efeitos em seus seguidores, conscientizando-os dos objetivos organizacionais, induzindo-os a ir além de seus próprios interesses e a ativar suas necessidades superiores, como a tentam minimizar errosLíderes transformacionais tentam minimizar erros;Eles tentam antecipar para que não ocorram. Quando ocorrem erros, eles não lamentam ou retaliam, eles simplesmente tentam transformá-los em experiências de aprende com os erros e, portanto, não pune os subordinados por tê-los promovem a criatividadeEles convidam os seguidores a contribuir com novas idéias, incentivam a criatividade a ser fazer isso, eles convidam você a descobrir criativamente a melhor maneira de resolver problemas e executar tem uma visão orientada para o futuro e direciona todas as suas energias na solução de problemas complicados, sem usar o pensamento convencional nem a inteligência para alcançar o traços e competênciasEm alguns estudos sobre líderes transformacionais, diferentes atributos pessoais foram exemplo, destaca-se que eles estão comprometidos com as pessoas e atendem às suas necessidades, se vêem como agentes de mudança, são flexíveis e aprendem com a disso, são visionários, com boas habilidades cognitivas e acreditam na necessidade de analisar pessoas que promovem valores para orientar o comportamento das pessoas e são cautelosas ao assumir um impacto na auto-estima e no bem-estarDadas as características dos líderes transformacionais, os seguidores acabam se sentindo autoconfiantes, com maior auto-estima e sentimento de fazer parte do isso tem impacto na organização porque os seguidores respondem positivamente ao que o líder o desempenho do trabalhadorOs seguidores fazem o possível para alcançar os esforços da organização e, portanto, maior desempenho e desempenho são alcançados pelos investigações mostraram que a liderança transformacional tem um impacto positivo nas reações psicológicas e emocionais dos seguidores, de modo que seu desempenho no trabalho também é exemplo, algumas pesquisas nos EUA mostraram que os seguidores de líderes transformacionais, em comparação com os de outros líderes, mostram mais desempenho no acontece porque eles têm mais confiança e comprometimento, o que acaba impactando no podem responder à complexidade organizacionalOutra vantagem dos líderes transformacionais é que eles são capazes de se adaptar ao que a organização exige, aumentando sua eficiência e tipos de líderes promovem cooperação e responsabilidade e são capazes de responder efetivamente à complexidade das da liderança transformacionalNelson Mandela é um exemplo de líder transformacionalEm algumas ocasiões, a liderança transformacional pode não ser o estilo mais benéfico para a exemplo, quando passamos por um ambiente estável e dinâmico, com poucas mudanças, onde os seguidores têm experiência e desfrutam de seu trabalho, o estilo transacional pode ser mais os seguidores têm status, pertencem a uma organização eqüitativa e, que promove o autocontrole em seus membros, o estilo transacional também pode ser o estilo mais benéfico que mantém o é um estilo para todos os seguidoresO estilo transformacional não é o mais ideal para todos os seguidores. Os funcionários mais dependentes, que não são capazes de fazer o que o líder espera ou ensina e que não podem desenvolver suas habilidades, se sentirão mais orientação detalhadaEmbora os líderes transformacionais sejam conhecidos por sua capacidade de motivar, às vezes têm pouca orientação detalhada. Especialistas dizem que esses líderes precisariam do apoio de pessoas mais organizadas e de suporte realistaComo os líderes transformacionais dependem fortemente da paixão e da visão, às vezes precisam de um parceiro realista que lhes dê um ponto realista na situação da organização e nas metas M., Luna, MG e Navarro, G. 2012. Liderança transformacional como recurso para o bem-estar no trabalho. Uaricha Journal of Psychology, 9 19, 102-112. Bernal Agudo, JL 2001. Liderando mudanças liderança transformacional. Anuário de Educação do Departamento de Ciências da Educação da Universidade de Parra, O. e Guiliany, JG 2013. Algumas considerações teóricas sobre liderança R. e Bresó, E. 2013. A liderança transformacional é decisiva na motivação intrínseca dos seguidores? Journal of Word and Organizational Psychology, 29, CM 2010. Liderança transformacional e gênero em organizações militares. Tese de doutorado da Universidade Complutense de M. e Sánchez, E. 2010. Estudo comparativo dos valores de líderes civis e militares transformacionais e transacionais. Annals of psychology, 26 1, 72-79.

Bahkanguru-guru yang sudah dinyatakan profesional dan telah diberikan tunjangan profesional belum menunjukkan kinerja yang baik. Kualitas pendidikan yang kurang maksimal tentunya dipengaruhi oleh berbagai faktor, dan faktor yang paling menentukan adalah faktor kinerja guru yang kurang maksimal, artinya guru belum sepenuhnya bertanggung jawab dalam mengelola
Lanskap bisnis dan industri berubah dengan cepat, sehingga perusahaan pun dipaksa untuk turut melakukan perubahan dan beradaptasi. Tetapi praktik-praktik perusahaan, cara kerja, dan pola pikir para pegawai sulit untuk diubah. Disini lah fungsi kepemimpinan transformasional. Apa itu kepemimpinan transformasional? Istilah “kepemimpinan transformasional” bukanlah sebuah hal baru; istilah ini diciptakan oleh James MacGregor Burns pada tahun 1978, namun baru dikenal luas dalam beberapa tahun terakhir. Kepemimpinan transformasional atau transformational leadership adalah sebuah gaya kepemimpinan yang mengidentifikasi perubahan yang diperlukan, menyusun visi yang akan membuka jalan bagi perubahan yang dibuat dan melaksanakan rencana yang diperlukan agar perubahan tersebut terjadi. Sangat mudah untuk melihat mengapa gaya kepemimpinan ini penting dalam dunia yang senantiasa berubah saat ini. Karakter para pemimpin transformasional Visioner Pemimpin transformasional haruslah visioner, agar dapat memprediksi kondisi yang ideal bagi perusahaan mereka sebelum merencanakan perubahan untuk mencapai visi tersebut. Untuk mengembangkan suatu visi bagi perusahaan mereka, para pemimpin transformasional harus memiliki pola pikir optimis tentang perkembangan industri, dan terus-menerus menganalisis bagaimana perkembangan tersebut dapat berdampak pada industri dan perusahaan mereka. Menginspirasi Perubahan dalam perusahaan tidak dapat diterapkan secara paksa, karena metode ini membutuhkan adanya pengawasan konstan, yang berarti terbuangnya sumber daya dengan sia-sia. Perubahan harus dilakukan dengan disertai perubahan pemikiran, pola pikir, dan perilaku secara bertahap. Inilah alasan mengapa pemimpin transformasional harus dapat menjadi inspirasi; memberikan teladan yang etis, empatis, tulus, optimis, serta berwibawa. Dengan menunjukkan atribut positif tersebut, akan secara otomatis menginspirasi para pegawai yang berada di sekitarnya dan memudahkan terlaksananya perubahan yang diperlukan Kemampuan beradaptasi Tujuan para pemimpin transformasional adalah untuk menciptakan perubahan yang positif. Oleh sebab itu, mereka harus dapat beradaptasi dengan lingkungan kerja yang dinamis. Mereka mencari cara untuk meminimalisir risiko yang dihasilkan dari berbagai implementasi dan perubahan baru, menjawab tantangan dari dinamika pasar yang baru, serta mencoba-coba berbagai metode untuk melakukan tugas-tugas tertentu demi kemajuan perusahaan. Berpikiran terbuka Untuk dapat menerapkan perubahan, harus ada penerimaan nilai-nilai dan prosedur baru terlebih dahulu. Para pimpinan dituntut untuk memiliki pemikiran terbuka terkait metode baru yang diusulkan. Para pimpinan harus berusaha untuk tidak bersikap konservatif atau skeptis; menunjukkan kemauan untuk mencoba merupakan suatu sinyal bagi para pegawai untuk berpiki;4ran terbuka pula, sebuah kekuatan halus’ yang mendorong adanya inovasi dan perubahan dalam perusahaan. Progresif Sesuatu yang transformasional melibatkan adanya perubahan dan peningkatan, atau pada dasarnya mengalami kemajuan. Oleh sebab itu, pemimpin yang memiliki tujuan transformasional haruslah bersifat progresif; bersedia menerima gagasan dan praktik terbaik industri yang akan meningkatkan standar perusahaan dalam berbagai aspek. Mereka tidak takut untuk menjajaki area-area baru, selama dinilai akan menguntungkan di masa depan. HR dan kepemimpinan transformasional agen perubahan HR selalu berada di lini depan, baik sebagai agen perubahan maupun pemeliharaan. Kepemimpinan transformasional berkaitan erat dengan perubahan dan peningkatan, sehingga gaya kepemimpinan ini berdampak langsung pada HR dalam beberapa aspek. Pertama-tama, HR dituntut untuk memegang peranan yang lebih aktif dalam gaya kepemimpinan ini. HR harus ikut merencanakan, menerapkan dan mengumumkan perubahan yang diperlukan sesuai visi sang pimpinan. Ini membutuhkan penyusunan strategi yang matang bersama para stakeholder untuk membuat perencanaan yang tepat dan sesuai dengan budaya perusahaan. Pemantauan dan pengumpulan data terkait progres perubahan yang diperlukan merupakan tanggung jawab HR. Untuk melakukannya, HR harus mengembangkan metode pengukuran metrics untuk menilai apakah perusahaan bergerak ke arah perubahan yang diperlukan, dan rencana darurat untuk melakukan intervensi apabila perusahaan justru bergerak menyimpang dari rencana yang dimaksud. Kemudian dilakukan pelaporan kepada para stakeholder atau pemangku kepentingan mengenai progres perubahan yang direncanakan. HR, bersama dengan para pimpinan / manajer lainnya, diharapkan menjadi perwujudan atas perubahan yang diusulkan. HR harus bersedia menerima kritik dari perubahan yang diusulkan, memahami sepenuhnya manfaat dari perubahan tersebut agar mampu menyampaikan pesan dengan jelas kepada perusahaan, dan bersikap optimis sehingga memancarkan aura’ positif yang akan menginspirasi para pegawai untuk turut mengadopsi perubahan yang diusulkan. Tanggung jawab yang dibebankan kepada HR mungkin terdengar sangat besar, tetapi apabila tidak terdapat kepemimpinan transformasional, perusahaan menanggung risiko untuk ketinggalan jaman’ karena lingkungan usaha dan lanskap industri yang senantiasa berubah. Ingat, perubahan adalah satu-satunya yang pasti change is the only constant.
KepemimpinanTransformasional dan Kecerdasan Emosi. Terdapat 5 (lima) elemen utama dalam kecerdasan emosional, yaitu: kesadaran diri, pengendalian diri, motivasi, empati, dan keterampilan sosial.Pemimpin dengan kesadaran diri yang tinggi adalah pemimpin yang tahu apa yang dia rasakan, dan memahami bahwa emosi dan tindakannya dapat
Career developmentPros and Cons of Transformational Leadership With DefinitionsTransformational leadership is a management approach in which leaders inspire and motivate employees to align their own objectives with the success of the firm. Individuals on this leadership track learn to manage different situations in an organization to boost productivity by increasing self-efficiency in team members. By learning about the advantages and disadvantages of transformational leadership, you may become better prepared to implement this leadership style successfully in your organization. In this article, we explain what transformational leadership is and provide some pros of cons of this leadership is transformational leadership?Transformational leadership is a management theory that emphasizes motivation, encouragement, inspiration and guidance. A transformational leader is one who leads by example while implementing workplace systems that support employee growth, well-being and morale. This type of leadership method relies on aligning the skills, abilities, interests and motivations of employees with those of the team and organization. Leaders who use this style focus on applying skills like empathy, teamwork, flexibility and creativity to inspire their employees to achieve workplace goals. Here are a few examples of transformational leadership techniquesAligning a company's identity and interests with those of its employeesIdentifying common goals and objectivesIdentifying opportunities for improvement and developing a vision to matchChallenging team members or employees to take responsibilityGiving team members control over their jobs and dutiesPros of transformational leadershipHere are some of the advantages of using transformational leadershipPromotes motivationTransformational leadership focuses on improving employee motivation, which can encourage team members to be productive and achieve or surpass their goals. Leaders may motivate employees by providing external incentives, like bonuses or recognitions, or by using internal motivators. A transformational leader may encourage motivation by getting to know team members as individuals and learning about their interests and personal goals. Employees who feel motivated in the workplace may be more likely to reach their production goals and feel fulfilled by their 25 Ways To Keep an Employee MotivatedMaintains workplace integrityThe management style of transformational leaders encourages employees to focus on current tasks while acting in the best interest of the company. Clarity, originality and essential values, such as honesty and integrity, are all important qualities for transformational leaders. To maintain a company's integrity, a transformational leader treats all employees equally, rewards honesty, conducts self-assessments and encourages open How To Maintain Professional Integrity in the WorkplaceDefines a clear vision and goalAnother area of focus for transformational leaders is defining clear goals that fulfill the vision for a company, department, team or project. Having a vision for a project helps all members of a project team understand its value, which can improve motivation and encourage commitment. When all members of a team believe in the value of their work, they may feel more dedicated to achieving a high level of performance. This helps teams make progress toward short-term and long-term goals that support the overall objectives of their professional developmentIn addition to motivating team members to meet project and business goals, transformational leadership also encourages professional development. It inspires employees to grow their skill sets, take on new challenges and develop their professional abilities to advance in their careers. When team members feel supported by their leaders, they may be more willing to take risks and pursue challenges that lead to personal and professional loyalty and decreases turnoverTransformational leaders make their team members feel like valuable parts of the organization. They help them feel engaged, empowered and committed to helping the organization succeed. Employees who feel valued in the workplace and believe that their work contributes meaningfully toward their goals may be more likely to stay with their organization. Maintaining employee loyalty can reduce the costs of turnover and retain employee team members who are effective in their 20 Ways To Reduce Employee TurnoverEncourages passionTransformational leaders encourage passion among team members. When employees see their leaders enthusiastic about a new perspective or objective, they may be enthusiastic as well. Leaders who believe in their work may encourage others to see the value of their projects and commit to them. Additionally, transformational leaders work to understand the passions and motivations of their team members. They create opportunities for their team members to apply their passions and interests to their work so they can use their best skills while contributing to project transitionsTransformational leaders use effective change management strategies. Having an effective transition plan and preparing employees for the change can minimize the impact of the transition. A transformational leader can ease transitions by providing additional employee support, developing systems that simplify work processes during the transition and communicating openly about expectations. Leaders may also offer more flexibility to their employees during times of communicationLeaders who use a transformational management style encourage good communication between team members and between employees and supervisors. They may lead by example and use good communication skills when establishing their expectations with team members. Communication skills include using directness to express concerns and expectations, practicing active listening and asking questions to gain insight and clarity. Leaders who demonstrate good communication skills may create workplace environments that prioritize open How To Foster Effective Communication in the WorkplaceCons of transformational leadershipHere are a few cons of transformational leadership with considerations for how to overcome themPrioritizes long-term goals over short-term goalsSince transformational leadership emphasizes the long-term goals of projects, it may focus less on achieving short-term objectives. This means that the approach may be less structured in how it works toward long-term goals. Although this allows for flexibility with how teams move toward goals, leaders may need to balance their focus using management strategies in combination with transformational leadership. For example, working with individual team members to set short-term goals can provide structure and direction for meeting project milestones while supporting member contributions and empowering them to define their own potential for burnoutWhile transformational leadership promotes employee motivation, leaders using this style may need to account for how their team members can achieve a healthy work-life balance. Transformational leaders encourage their employees to grow professionally and meet a high standard of performance and productivity. Although this can help employees find value in their work and work hard toward goals, emphasizing balance may reduce the potential for burnout among employees. When employees can work toward their professional goals while upholding their personal needs and obligations through the support of leaders, they may feel more satisfied in the Signs of Burnout at Work With Tips To Cope With ItRequires continuous communicationTransformational leadership requires continuous, effective communication to maintain, which may be challenging for leaders trying to manage multiple responsibilities. To be effective, transformational leadership often requires leaders to have open communication policies with their employees to give and receive feedback. While this may be effective for small teams or teams in industries where all members collaborate frequently, it may be less practical in other types of workplaces. Consider your workplace and your team's work style to determine the right communication methods for your decision-makingThis style of leadership may slow the decision-making process because decisions involve gaining input from all members of a work team. Although having insight from all members of a work team can provide valuable perspectives, it may not be practical for every decision. Leaders using a transformational style may need to assess when to invite group participation in decision-making and when to decide on behalf of their teams. For example, leaders who work with small teams that collaborate often may use group decision-making tactics more often than those who work with large teams. B Tinajuan Teori dan Konsep. 2.2. Kepemimpinan Transformasional. 2.2.1. Pengertian Kepemimpinan Transformasional. Transformasi adalah proses dimana segala sesuatu yang berkaitan Kepemimpinan Transformasional dipandang sebagai salah satu kepemimpinan yang representative dengan tuntutan era desentralisasi. Di era desentralisasi ini memberikan Kepemimpinan transformasional yang dilakukan oleh orang yang melakukan perubahan besar dalam masyarakat. Ini adalah karakteristik pemimpin yang menciptakan perubahan dalam perilaku dan sikap pengikut mereka anggota organisasi, mengubah visi mereka dan mendapatkan di dalamnya komitmen yang diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi. Contoh dari tipe kepemimpinan ini adalah Steve Jobs , yang mendorong dan menantang karyawannya untuk menciptakan produk yang lebih baik. Lain yang lebih baru adalah Elon Musk, yang dengan visinya tentang dunia dengan mobil listrik atau manusia yang tiba di Mars menginspirasi banyak orang. Pemimpin transformasional memperhatikan pengikut mereka dan menarik cita-cita moral. Ini menyiratkan nilai-nilai yang berbeda seperti kejujuran, tanggung jawab atau altruisme. Dengan cara ini, dia mendesak mereka untuk memperhatikan kepentingan organisasi dan mengatasi keegoisan individu. Kepemimpinan transformasional melibatkan peningkatan kapasitas anggota organisasi untuk memecahkan masalah secara individu atau kolektif. Ini mewakili budaya perubahan. Kepemimpinan transformasional memotivasi orang untuk melakukan lebih dari yang mereka harapkan, yang pada akhirnya menggerakkan dan mengubah kelompok, organisasi, dan masyarakat itu sendiri. Untuk mencapai ini mereka menggunakan visi yang menginspirasi, nilai-nilai organisasi, iklim organisasi yang baik dan hubungan pribadi yang memuaskan. Indeks artikel Ini adalah karakteristik paling penting dari pemimpin transformasional Mengubah Pemimpin transformasional mengubah pengikut mereka dan organisasi di mana mereka ditemukan. Terlebih lagi, yang paling menonjol bahkan mengubah sejarah dan kehidupan masyarakat. Mereka memotivasi orang Ini adalah gaya kepemimpinan yang memotivasi orang dan mengubah mereka, karena ini terkait dengan kebutuhan manusia, realisasi diri, harga diri, dan pertumbuhan pribadi. Pelaksanaan kepemimpinan transformasional merangsang perilaku yang lebih efektif, para pekerjanya termotivasi untuk memberi lebih dari yang diharapkan dari mereka. Mereka menghasilkan perubahan visi pada pengikut mereka Pemimpin transformasional memberikan pengaruh pada anggota kelompok, menghasilkan perubahan visi yang mendorong orang untuk mengesampingkan kepentingan pribadi untuk mencari kebaikan kolektif. Mereka bahkan akan mencari kepentingan bersama bahkan jika kebutuhan paling dasar mereka seperti keamanan, kesehatan atau cinta tidak terpenuhi. Kepemimpinan transformasional tepat ketika Anda ingin mengubah visi atau misi organisasi Anda sendiri karena lingkungan dinamis dan cepat berubah. Dalam lingkungan ini gaya kepemimpinan yang paling tepat karena itulah yang dicapai oleh para pemimpin tersebut. Mereka adalah pemimpin yang karismatik dan menginspirasi Mereka adalah pemimpin dengan karisma, yang menunjukkan pengaruh melalui karakter mereka, pengaruh mereka dan perilaku teladan mereka. Pemimpin transformasional akhirnya menjadi panutan bagi pengikut mereka. Kepemimpinan transformasional akhirnya menghasilkan dampak pada pengikut karena mereka mengidentifikasikannya, dengan keyakinannya, dengan nilai dan tujuannya. Para pemimpin ini memiliki kemampuan untuk membangkitkan semangat pengikut mereka dan menyampaikan kepercayaan dan rasa hormat kepada mereka. Selain itu, mereka menginspirasi karena meningkatkan optimisme dan semangat. Perhatikan pengikut individu Pemimpin transformasional memperhatikan pengikutnya, dengan cara yang mendorong perkembangan dan pertumbuhan mereka. Ini juga merangsang mereka secara intelektual, dengan cara itu mereka memulai tindakan, mencoba melakukan hal-hal baru atau memikirkan masalah dengan cara baru . Anda tersedia untuk mereka, mengomunikasikan harapan yang tinggi, dan dapat dipercaya serta bersedia membantu mereka. Selain itu, mereka melayani anggota secara individu, menasihati dan melatih mereka. Mereka menghasilkan ikatan emosional pada pengikut mereka Pengikut akhirnya membentuk ikatan emosional yang kuat dengan pemimpin transformasional, sehingga membentuk visi bersama. Pengikut merasa lebih percaya diri, dengan harga diri yang lebih besar, sehingga mereka merespons secara positif apa yang diminta pemimpin dari mereka, berjuang untuk pencapaian kolektif. Mereka mempromosikan kerjasama Mereka adalah pemimpin yang beradaptasi dengan sangat baik terhadap tuntutan organisasi. Ini berarti bahwa mereka mempromosikan kerjasama di dalam organisasi, bahwa semua anggota saling memahami dan bahwa harapan baik dari organisasi itu sendiri maupun kelompok terpenuhi . Mereka mempromosikan efek kaskade atau domino Efek kaskade atau domino mengacu pada kemampuan pemimpin transformasional untuk mengubah pengikut mereka menjadi pemimpin potensial. Dengan cara ini, ketika dalam situasi lain diperlukan, para pengikut sendirilah yang akan menjadi pemimpin transformasional, yang menjamin bahwa organisasi itu berkelanjutan. Mereka secara intelektual merangsang pengikut mereka Karakteristik fundamental lain dari kepemimpinan transformasional adalah stimulasi intelektual dari para pengikutnya; Mereka menyukai pendekatan baru untuk masalah dan mengajukan pertanyaan untuk tantangan yang mereka hadapi. Selain itu, mereka menganggap bahwa pelatihan berkelanjutan itu penting, karena mereka percaya bahwa pengikut tumbuh secara pribadi dengan cara ini. Kepemimpinan bersama penting bagi mereka Bagi para pemimpin transformasional, “kepemimpinan bersama” itu penting, yaitu, mereka mencari konsensus dengan para pekerja tentang nilai-nilai organisasi, tentang tujuan dan cara kerja. Bagi mereka, kerja tim itu penting, karena hasil yang lebih baik dicapai dalam organisasi. Mereka adalah peran simbolis otoritas Pemimpin transformasional mengambil peran “peran simbolis otoritas”, sehingga mereka menjadi agen yang bertanggung jawab. Mereka tahu dan merasa bertanggung jawab atas organisasi, sehingga mereka melakukan perilaku khusus untuk memberi contoh. Mereka adalah contoh ketersediaan untuk perusahaan, jujur, bertanggung jawab dan bekerja keras untuk mencapai tujuan dan konsisten dengan nilai-nilai organisasi. Mereka didefinisikan menurut nilai-nilai moral Mereka memiliki efek pada pengikut mereka berdasarkan nilai-nilai seperti kepercayaan, kekaguman, kesetiaan, dan rasa hormat. Mereka peduli dengan hati nurani pengikut mereka, mengacu pada nilai-nilai seperti kebebasan, keadilan atau perdamaian. Mereka mencapai efek pada pengikut mereka dengan membuat mereka sadar akan tujuan organisasi, mendorong mereka untuk melampaui kepentingan mereka sendiri dan mengaktifkan kebutuhan mereka yang lebih tinggi, seperti realisasi diri. Mereka mencoba meminimalkan kesalahan Pemimpin transformasional mencoba meminimalkan kesalahan; Mereka berusaha mengantisipasi agar tidak terjadi. Ketika kesalahan terjadi, mereka tidak mengeluh atau membalas, mereka hanya mencoba mengubahnya menjadi pengalaman belajar. Anda belajar dari kesalahan dan oleh karena itu bawahan tidak dihukum karena telah melakukannya. Mereka mendorong kreativitas Mereka mengajak pengikut untuk menyumbangkan ide-ide baru, mereka mendorong kreativitas untuk mandiri. Untuk melakukan ini, mereka mengundang mereka untuk secara kreatif menemukan cara terbaik untuk memecahkan masalah dan melaksanakan tugas. Ia memiliki visi berorientasi masa depan dan mengarahkan seluruh energinya dalam memecahkan masalah yang rumit, tidak menggunakan pemikiran konvensional dan menggunakan kecerdasannya untuk mencapai kesuksesan. Sifat dan kompetensinya Dalam beberapa studi tentang pemimpin transformasional, atribut pribadi yang berbeda telah diidentifikasi. Misalnya, ditekankan bahwa mereka percaya terhadap orang-orang dan memperhatikan kebutuhan mereka, melihat diri mereka sebagai agen perubahan dan fleksibel serta belajar dari pengalaman. Selain itu, mereka adalah visioner, dengan keterampilan kognitif yang baik dan percaya pada kebutuhan untuk menganalisis masalah. Mereka adalah orang-orang yang mengedepankan nilai-nilai untuk membimbing perilaku masyarakat dan berhati-hati dalam mengambil risiko. Keuntungan dari kepemimpinan transformasional Memiliki dampak pada harga diri dan kesejahteraan Mengingat karakteristik pemimpin transformasional, pengikut akhirnya merasa percaya diri, dengan harga diri yang lebih besar dan perasaan menjadi bagian dari kelompok. Semua ini mempengaruhi organisasi karena para pengikut menanggapi secara positif apa yang diminta pemimpin dari mereka. Meningkatkan kinerja pekerja Pengikut mencoba yang terbaik untuk mencapai upaya organisasi dan oleh karena itu kinerja dan kinerja yang lebih besar dicapai oleh para pekerja. Penelitian yang berbeda telah menunjukkan bahwa kepemimpinan transformasional memiliki dampak positif pada reaksi psikologis dan emosional pengikut, itulah sebabnya kinerja mereka di tempat kerja juga lebih tinggi. Misalnya, beberapa penelitian dari AS menunjukkan bahwa pengikut pemimpin transformasional, dibandingkan dengan pemimpin lain, menunjukkan kinerja yang lebih baik di tempat kerja. Hal ini terjadi karena mereka memiliki kepercayaan diri dan komitmen yang lebih, yang pada akhirnya berdampak pada tingkat pekerjaan. Mereka dapat menanggapi kompleksitas organisasi Keuntungan lain dari pemimpin transformasional adalah mereka mampu beradaptasi dengan apa yang dibutuhkan organisasi dari mereka, meningkatkan efisiensi dan efektivitas mereka. Tipe pemimpin ini mempromosikan kerjasama dan tanggung jawab, dan mampu merespons secara efektif kompleksitas organisasi. Kekurangan dari kepemimpinan transformasional Nelson Mandela adalah contoh pemimpin transformasional Pada beberapa kesempatan, kepemimpinan transformasional mungkin bukan gaya yang paling menguntungkan bagi organisasi. Misalnya, ketika kita bergerak dalam lingkungan stabil yang dinamis, dengan sedikit perubahan, di mana para pengikut memiliki pengalaman dan menikmati pekerjaan mereka, gaya transaksional mungkin lebih tepat. Ketika pengikut memiliki status, termasuk dalam organisasi yang adil, dan yang mempromosikan pengendalian diri pada anggotanya, gaya transaksional juga bisa menjadi gaya yang paling menguntungkan yang menjaga keseimbangan. Ini bukan gaya untuk semua pengikut Gaya transformasional bukanlah yang paling optimal untuk semua pengikut. Karyawan yang lebih bergantung, yang tidak mampu melakukan apa yang diharapkan atau diajarkan pemimpin, dan yang tidak dapat mengembangkan keterampilannya, akan merasa lebih tidak nyaman. Orientasi detail kecil Meskipun pemimpin transformasional dikenal karena kemampuannya untuk memotivasi, mereka terkadang memiliki sedikit orientasi detail. Para ahli mengatakan tipe pemimpin seperti ini membutuhkan dukungan dari orang-orang yang lebih terorganisir dan berorientasi pada detail. Kebutuhan realistis akan dukungan Karena para pemimpin transformasional sangat bergantung pada semangat dan visi, mereka terkadang membutuhkan mitra yang realistis untuk memberi mereka wawasan yang realistis tentang situasi dan tujuan organisasi. Referensi Ayala-Mira, M., Luna, MG, dan Navarro, G. 2012. Kepemimpinan transformasional sebagai sumber untuk kesejahteraan di tempat kerja. Jurnal Psikologi Uarcha, 9 19, 102-112. Bernal Agudo, JL 2001. Memimpin perubahan kepemimpinan transformasional. Buku Tahunan Pendidikan Departemen Ilmu Pendidikan Universitas Zaragoza. Bracho Parra, O., dan Guiliany, JG 2013. Beberapa pertimbangan teoritis tentang kepemimpinan transformasional. Godoy, R., dan Breso, E. 2013. Apakah kepemimpinan transformasional menentukan dalam motivasi intrinsik pengikut? Jurnal Kata dan Psikologi Organisasi, 29, 59-64. Moreira, CM 2010. Kepemimpinan transformasional dan gender dalam organisasi militer. Tesis Doktoral dari Complutense University of Madrid. Nader, M., dan Sánchez, E. 2010. Studi banding nilai-nilai pemimpin sipil dan militer transformasional dan transaksional. Sejarah Psikologi, 26 1, 72-79. Dalamartikel ini kita akan melihat poin-poin yang memiliki kedua pendekatan yang sama, di samping kelebihan dan kekurangan utama mereka. Indeks. 1 Model. 1.1 Jenis kepemimpinan; 2 Keuntungan; 3 Kekurangan; 4 Contoh. 4.1 Tingkat 1; 4.2 Tingkat 2; 4.3 Tingkat 3; 4.4 Tingkat 4; 5 Referensi; Model

Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free 1 Working Paper 2016 KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DALAN KAJIAN TEROTIK DAN EMPIRIS Isnaini Mualldin, Ilmu Pemerintahan, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta isnainimuallidin A. Pendahuluan Kepemimpinan merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan dalam pengembangan dan kemamajuan dari sebuah organisasi. Dengan adanya kepimimpinan yang kapabel akan berdampak bagi kemajuan organsasi. Sebab pemimpin sangat diperlukan untuk menentukan visi dan tujuan organisasi, mengalokasikan dan memotivasi sumberdaya agar lebih kompeten, mengkoordinasikan perubahan, serta membangun pemberdayaan yang intens dengan pengikutnya untuk menetapkan arah yang benar atau yang paling baik. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Kotler dalam Lunenburg, 2011 menjelaskan bahwa “the leadership process involves a developing a vision for the organization; b aligning people with that vision through communication; and c motivating people to action through empowerment and through basic need fulfillment. The leadership process creates uncertainty and change in the organization”. Berdasarkan definisi diatas, dapat dilihat bahwa kepemimpinan menjadi sangat urgent dalam mengawal kemajuan bagi organisasi dalam kondisi yang seringkali menghadapi perubahan yang tidak menentu. Menurut Lawler 2007, perubahan yang tidak menentu ini membutuhkan sorang pemimpin yang mampu mengantisipasi perubahan dengan pengetahuan yang konfrehensif dalam mentrasformasikan perubahan organisasi. Salah satu model kepemimpinan yang tampaknya menjanjikan dalam hal pengelolaan perubahan yang sedang 2 berlangsung dalam organisasi ini adalah model kepemimpinan transformasional berdasarkan visi dan pemberdayaan yang telah menunjukkan efek positif. Salah satu pendekatan kepemimpinan yang populer dan mendapat banyak respon dari banyak peneliti awal 1980-an adalah pendekatan transformasional. Kepemimpinan transformasional adalah bagian dari Paradigm Kepemimpinan Baru yang memberikan perhatian lebih pada unsur karismatik dan afektif kepemimpinan. Bass dan Riggio 2006 mengemukakan bahwa popularitas kepemimpinan transformasional mungkin disebabkan oleh penekanan pada motivasi intrinsik dan pengembangan bagi pengikutnya yang sesuai dengan kebutuhan organsasi, terinspirasi dan diberdayakan untuk meraih keberhasilan dalam masa ketidakpastian. Namun, kegunaan kepemimpinan transformasional dalam konteks publik secara luas masih diperdebatkan dan banyak ilmuan dari administrasi publik yang berpendapat bahwa konteks organisasi publik dalam hal ukuran dan struktur, membuat kepemimpinan transformasional sulit atau bahkan tidak etis untuk bisa diterapkan. Tavfelin, 2013;1. Tulisan ini, akan mengkaji mengenai gelombang teori kepemimoinan transformasional, konsep dan teortik dari kepemimpinan transformasional, kritik terhadap teori transformasional, serta implememtasi teori kepemimpinan transformasional dalam sektor publik. B. Sejarah Teori Kepemimpinan Transformasional Latar belakang sejarah lahirnya teori kepemimpian transformasional tidak terlepas dari gelombang teori yang ada sebelumnya, sebagaimana dapat dilihat pada gambar 1 dibawah ini. 3 Gambar 1 Gelombang Sejarah Pemikiran Kepemimpinan Transformasional Sumber Tavfelin, 2013 Bila dilihat dari sejarah awal penelitian kepemimpinan dapat ditelusuri kembali ke awal abad kedua puluh. Peneltian awal mengenai kepemimpinan lebih terfokus pada sifat trait dan karakteristik pemimpin dalam upaya untuk mengidentifikasi pemimpin yang sukses. Peneliti kepemimpinan mengembangkan tes kepribadian dan membandingkan hasil terhadap mereka yang dianggap pemimpin. Penelitian yang diteliti adalah sifat-sifat individu, seperti; kecerdasan, urutan kelahiran, dan sosial ekonomi status. Pendekatan ini, menimbulkan berbagai kritik karena hanya mengidentifikasi sifat-sifat yang tidak dapat diprediksi dalam kondisi yang sangat situasional, karena pemimpin tidak hanya menjadi penentu, tetapi juga harus fleksibel dan inklusif terhadap perubahan yang terjadi Tavfelin, 2013;9. Gelombang berikutnya adalah studi kepemimpinan yang berfokus pada perilaku dan gaya kepemimpinan. Pendekatan ini mulai populer dari tahun 1940-an hingga akhir 1960-an. Pelopor dari Kepemimpinan ini adalah Studi Ohio State, yang dimulai dengan mengumpulkan lebih dari laporan yang berkaitan dengan perilaku kepemimpinan. Setelah terus penelurusuran tentang perilaku kepemimpinan, peneliti melihat pada di dua faktor yang mendasar dalam melihat perilaku kepemimpinan, yaitu inisiasi struktur dan pertimbangan. Inisiasi Struktur menggambarkan keprihatinan dengan tugas-tugas organisasi dan termasuk kegiatan seperti pengorganisasian, perencanaan dan mendefinisikan tugas dan pekerjaan karyawan. Pertimbangan menggambarkan keprihatinan dengan individu dan hubungan interpersonal dan termasuk perilaku yang berkaitan dengan karyawan kebutuhan sosial dan emosional serta perkembangan mereka. penelitian empiris berusaha untuk menentukan jenis 4 perilaku yang lebih baik, tetapi pada akhirnya tidak bisa sampai pada kesimpulan tertentu Tavfelin, 2013;9. Sebagai reaksi terhadap hasil yang kurang jelas mengenai kepemimpinan perilaku dan gaya yang efektif. Beberapa peneliti datang fokus pada akhir tahun 1960 pada pengaruh situasi dan konteks di mana kepemimpinan berlangsung. Para pemimpin yang efektif kini disarankan untuk mereka yang mampu beradaptasi gaya kepemimpinan dengan persyaratan pengikut mereka dan situasi. Sejumlah teori yang berbeda berkembang, seperti Blake dan Mouton 1969 mengembangkan dengan Kepemimpinan Grid, Hersey dan Blanchard 1969 mengembangkan model kepemimpinan situasional. Contoh lain termasuk Vroom dan Yetton 1973 dengan model keputusan normatif, teori kontingensi dari Fiedler, dan DPR 1971 mengenai teori path goal. Teori kepemimpinan situasional ternyata sangat populer, karena beberapa alasan. Pertama, berguna sebagai jawaban gaya terlalu kepemimpinan yang otoriter dengan munculnya organisasi besar. Kedua, berguna sebagai alat pembelajaran bagi manajer yang menghargai konstruksi, meskipun masih sekedar deskriptif sederhana. Namun, dalam prakteknya teori ini umumnya gagal untuk memenuhi standar ilmiah, mungkin karena mereka mencoba untuk menjelaskan terlalu banyak dengan sedikit variabel Hughes, 2006. Pada awal 1980-an ada kekecewaan terkait dengan teori kepemimpinan, hal ini dikaitkan dengan fakta bahwa kebanyakan model kepemimpinan menyumbang persentase yang relatif kecil dari varians dalam kinerja yang terkait hasil Bryman dalam Tavfelin, 2013; 10. Diluar dari pesimisme ini, akhirnya gelombang baru pendekatan alternatif muncul. Berbeda dengan model kepemimpinan sebelumnya dengan focus pada rasional proses dan perilaku pemimpin, model kepemimpinan baru menekankan emosi, nilai-nilai, dan perilaku pemimpin simbolis. Sehingga muncul dari karya-karya awal yang karismatik dan teori kepemimpinan transformasional yang telah menjadi yang 5 paling sering diteliti dari jenis mereka selama 20 tahun terakhir Avolio et al., dalam Tavfelin, 2013, 10. Teori kepemimpinan transformasional didasarkan pada studi karismatik kepemimpinan, yang diteliti oleh Weber, yang berpendapat bahwa kewenangan pemimpin karismatik tergantung pada mereka yang terlihat memiliki biasakualitas yang membuat mereka menonjol dari orang lain. Para pemimpin sering muncul di saat krisis dan membujuk orang lain untuk mengikuti mereka, contoh pemimpin seperti Mahatma Ghandi menjadi, Martin Luther King - dan juga Hitler Hughes et al., 2006. James MacGregor Burns 1978 memperkenalkan konsep kepemimpinan transformasional. Ia belajar para pemimpin politik di Amerika Serikat, dan menyarankan bahwa kepemimpinan dapat dinyatakan dalam dua berbeda bentuk, transformasional atau kepemimpinan transaksional, yang menurut pendapatnya adalah berlawanan satu sama lain. Pemimpin transaksional memiliki pertukaran hubungan dengan pengikut mereka. Pertukaran ini bisa berupa finansial, psikologis atau politik, dan uang dapat ditukar dengan produktivitas, pujian untuk kesetiaan, atau janji untuk penilaian. Terlepas dari pertukaran tersebut, hubungan antara pemimpin dan pengikut berlangsung tidak lebih dari melakukan pertukaran. Sehingga Ini tidak membentuk hubungan yang lebih mendalam antara pemimpin dan follower. Untuk mencapai perubahan, Burn berpendapat bentuk lain dari kepemimpinan yang lebih baik adalah kepemimpinan transformasional. Pemimpin transformasional berbicara kepada nilai-nilai dan pengikut menjadi bagian dari kelompok yang memiliki tujuan yang sama. Dengan menunjukkan masalah dengan situasi dan visi yang menarik untuk masa depan dengan mencerminkan nilai-nilai pengikut mereka. Kepemimpin transformasional membantu pengikut mereka untuk melampaui harapan dalam mewujudkan visi mereka menjadi kenyataan Bass & Riggio , 2006. Kepemimpinan transformasional muncul dari dan berakar dalam tulisan-tulisan 6 Burns 1978, Bass 1985, Karya-karya Bennis dan Nanus 1985, Kouzes dan Posner 1987. C. Konsep Dan Teori Kepemimpinan Transformasional Sebagai sebuah ide, kepemimpinan transformasional pertama kali disebutkan pada tahun 1973 , dalam studi sosiologis yang dilakukan oleh penulis Downton , JV. Setelah itu , James McGregor menggunakan istilah kepemimpinan transformasional dalam bukunya " Leadership" 1978. Pada tahun 1985, Barnard M. Bass menyajikan sebuah teori kepemimpinan transformasional yang menjadi rujukan dari banyak ahli dalam proyek penelitian, disertations dokter dan buku di bidang kepemimpinan transformasional Simic, 1989;49. Dalam tahap awal penelitian kepemimpinan transformasional, pengembangan konsep telah memberikan kontribusi terhadap perkembangan konsep pemimpin yang paling aktual. Kepentingan paling intensif dalam konsep kepemimpinan transformasional adalah hasil dari dua kecenderungan. Pertama, perusahaan besar, seperti AT & T , IBM , GM , dll, secara komprehensif telah berubah gaya kepemimpinan mereka dikarena adanya perkebangan sosial, ekonoimi, dan teknologi yang begitu cepat, sehingga diperlukan gaya kemimpinan yang lebih banyak memberikan inspirasi dan inovatif bagi bahawannya untuk mengantisipasi perubahan. Kedua, teori dasar kepemimpinan bertumpu pada karakteristik pribadi untuk menganalisis pemimpin, perilaku pemimpin dan situasi yang berbeda, tidak mempertimbangan beberapa ciri khan dari kualitas pemimpin mereka Simic, 1989;50. Oleh Kerana itu, kepemimpinan transformasional secara konsep dan teori lebih dipahami sebagai gaya kepemimpinan yang melibatkan pengikut, memberikan inspirasi bagi para pengikutnya, serta berkomitmen untuik mewujudkan visi bersama dan tujuan bagi suatu organisasi, serta menantang para pengikutnya untuk menjadi pemecah masalah yang inovatif, dan mengembangkan kapasitas kepemimpinan melalui pelatihan, pendampingan, 7 dengan berbagai tantangan dan dukungan. Pendapat ini dipekuat Bass dan Riggio 2006; 4 dengan pernyataannya sebagai berikut “Transformational leadership involves inspiring followers to commit to a shared vision and goals for an organization or unit, challenging them to be innovative problem solvers, and developing followers’ leadership capacity via coaching, mentoring, and provision of both challenge and support”. Menurut Bass dan Riggio 2006; 6-7, kepemimpinan transformasional dalam teorinya dapat dilihat empat komponen inti selalu melekat, yaitu 1. Pengaruh idealis. Pemimpin transformasional berperilaku dengan cara mempergaruhi pengikut mereka sehinga pengikut dapat mengagumi, menghormati, sehingga dapat dipercaya. Ada dua aspek yang dilihat untuk pengaruh ideal ini, yaitu perilaku pemimpin dan unsur-unsur yang dikaitkan dengan pemimpin. Selain itu , pemimpin yang memiliki banyak pengaruh ideal adalah bersedia untuk mengambil risiko dan konsisten dan tidak sewenang-wenang. Mereka dapat diandalkan untuk melakukan hal yang benar , menunjukkan standar perilaku etika dan moral. 2. Motivasi yang memberi Inspirasi. Pemimpin transformasional berperilaku dengan cara yang memberikan motivasi dan menginspirasi orang-orang di sekitar mereka dengan memberikan arti dan tantangan untuk bekerja. Semangat tim terangsang, antusiasme dan optimisme akan ditampilkan. Sehingga, pemimpin mendapatkan pengikut yang aktif terlibat dengan pola komunikasi yang intens serta menunjukkan komitmen terhadap tujuan dan visi bersama. 3. Stimulasi Intelektual. Pemimpin transformasional mendorong upaya pengikut mereka untuk menjadi inovatif dan kreatif dengan mempertanyakan asumsi, reframing masalah, dan mendekati situasi lama dengan cara baru. Kreativitas didorong. Tidak ada kritik publik terhadap kesalahan individu anggotanya. Ide-ide baru dan solusi masalah secara kreatif dikumpulkan dari pengikut, termasuk dalam proses mengatasi masalah dan menemukan solusi. Pengikut didorong untuk mencoba 8 pendekatan baru, dan ide-ide mereka tidak dikritik karena mereka berbeda dari ide-ide para pemimpin. 4. Pertimbangan Individual. Pemimpin transformasional memberikan perhatian khusus terhadap kebutuhan masing-masing pengikut individu untuk pencapaian dan pertumbuhan dengan bertindak sebagai pelatih atau mentor. Pengikut dan rekan yang potensial dikembangkan pada tingkat yang lebih tinggi. Perilaku pemimpin menunjukkan penerimaan terhadap perbedaan individu misalnya , beberapa karyawan menerima lebih banyak dorongan, otonomi lebih banyak, standar yang jelas. Komunikasi dua arah didorong serta Interaksi dengan pengikut dipersonalisasi misalnya, pemimpin ingat percakapan sebelumnya, adalah menyadari masalah individu, dan melihat individu sebagai manusia seutuhnya bukan hanya sebagai seorang karyawan. Pemimpin lebih banyak mendengar para pengikutnya. Pelimpahan tugas sebagai sarana untuk mengembangkan tugas yang didelegasikan dengan memantau apakah para pengikut perlu arahan atau dukungan dan untuk menilai kemajuan. D. KRITIK DAN KEKURANGAN TEORI KEPEMIMPINAN TRANSFORMATIONAL Kepemimpinan transformasional memiliki beberapa kelemahan daplam implementasinya. Menurut Northouse 2013;202-204 ada enam kelemahan dan kritik dari teori kepemimpinan transformational ini, yaitu; Pertama, bahwa ia tidak memiliki kejelasan konseptual. Karena adanya tumpang tindih substansial antara masing-masing Empat komponen pengaruh ideal, motivasi inspirasional, stimulasi intelektual , dan pertimbangan individual menunjukkan bahwa dimensi itu tidak jelas. Selanjutnya, parameter kepemimpinan transformasional sering tumpang tindih dengan konseptualisasi kepemimpinan serupa. Misalnya, menunjuk bahwa kepemimpinan transformasional dan karismatik sering diperlakukan sinonim, meskipun di 9 beberapa model kepemimpinan karisma hanya salah satu komponen dari kepemimpinan transformasional. Kedua, kritik berfokus pada bagaimana kepemimpinan transformasional diukur. Beberapa peneliti biasanya menggunakan beberapa versi Multifactor Leadership Questionnaire MLQ untuk mengukur kepemimpinan transformasional. Namun, beberapa studi telah mengkritik validitas dari MLQ tersebut. Dalam beberapa versi dari MLQ, empat faktor transformasional kepemimpinan pengaruh idealis, motivasi inspirasional, stimulasi intelektual, dan pertimbangan individual berkorelasi tinggi dengan satu sama lain, yang berarti mereka bukanlah faktor yang berbeda Selain itu, beberapa faktor transformasional berkorelasi dengan faktor-faktor transaksional dan laissez-faire, yang berarti mereka mungkin tidak unik dengan model transformasional. Ketiga, bahwa kepemimpinan transformasional memperlakukan kepemimpinan sebagai ciri kepribadian atau kecenderungan bersifat pribadi daripada perilaku melatih orang. Melatih orang-orang dalam pendekatan ini menjadi masalah karena sulit untuk mengajar orang untuk mengubah sifat mereka . Meskipun banyak ahli, termasuk Weber, House, dan Bass, menekankan bahwa kepemimpinan transformasional berkaitan dengan perilaku pemimpin , seperti bagaimana pemimpin melibatkan diri dengan pengikut, ada kecenderungan untuk melihat pendekatan ini dari perspektif sifat. Masalah ini diperparah karena kata transformasional menciptakan gambar dari satu orang menjadi komponen yang paling aktif dalam proses kepemimpinan. Sebagai contoh, meskipun "menciptakan visi" melibatkan input dari pengikut, ada kecenderungan untuk melihat pemimpin transformasional sebagai visioner. Ada juga kecenderungan untuk melihat pemimpin transformasional sebagai orang yang memiliki kualitas khusus yang mengubah orang lain. Keempat, para peneliti belum menetapkan bahwa pemimpin transformasional sebenarnya mampu mengubah individu dan organisasi. Ada bukti yang menunjukkan bahwa kepemimpinan transformasional dikaitkan 10 dengan hasil positif, seperti efektivitas organisasi. Namun dalam penelitian belum menunjukkan hubungan sebab akibat antara pemimpin transformasional dan perubahan pengikut atau organisasi yang jelas. Kelima, kepemimpinan transformasional adalah elitis dan anti-demokrasi. Pemimpin transformasional sering memainkan peran langsung dalam menciptakan perubahan, membangun visi, dan advokasi arah baru. Hal ini memberikan kesan yang kuat bahwa pemimpin bertindak secara independen dari pengikut atau menempatkan dirinya di atas kebutuhan para pengikut. Keenam, Kepemimpinan transformasional memiliki potensi untuk disalahgunakan. Kepemimpinan transformasional berkaitan dengan perubahan nilai-nilai masyarakat menuju visi baru. Tapi siapa yang harus menentukan arah yang baru yang lebih baik? Dan siapa yang memutuskan bahwa visi baru adalah visi yang lebih baik? E. IMPLEMENTASI TEORI KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DALAM SEKTOR PUBLIK Implementasi teori kepimpinan transformational dalam sektor publik telah dikaji oleh Maora dan Ticlau 2012 yang menjelaskan beberapa kendala dan peluang dalam konteks empiris bila diterapkan dalam sektor publik. Pertama, bahwa terdapat permasalahan yang mendasar bagi implementasi gaya kepemimpinan transformasional dalam sektor pubkil dirasa kurang efektif. Hal ini dikarenakan masih kuatnya mekanisme kontrol oleh birokrasi yang bersifat sentralisasi, formalisasi, dan rutinisasi. Namun, sejalan dengan perkembangan dalam teori publik administrasi yang menggunakan konsep New Public Management NPM yang menaknkan pada pada kreativitas, inovasi, fleksibilitas, daya tanggap dari organisasi publik pada saat yang sama dengan penurunan biaya, peningkatan keefektifan dan kepekaan terhadap kebutuhan warga. Dalam skenario ini sering pemimpin adalah orang-orang yang dipandang 11 sebagai penggagas dan katalis untuk reformasi. Dalam konteks seperti itu jelas cocok untuk jenis transformasional kepemimpinan. Kedua, sektor publik yang tampaknya kurang responsif berubah. Jarak antara tujuan yang diusulkan oleh lembaga publik dan hasil yang diperoleh adalah pernah begitu besar. Sementara pemerintah tidak dapat mengabaikan reformasi. Namun, reformasi sebenarnya ambigu dan incremental karena tidak tidak memiliki visi yang koheren tentang apa yang perlu dilakukan untuk menghasilkan hasil yang dapat diukur. Stimulus untuk transformasi adalah untuk sebagian besar dihasilkan oleh faktor-faktor di luar nasional pemerintah. Ketiga, masalah etika dan nilai-nilai publik tidak bertentangan dengan Model transformasional. Sebab pemimpin transformasional akan menggunakan karisma mereka dengan cara yang sosial konstruktif untuk melayani orang lain. Oleh akrena itu, pemimpin transformasional bisa sangat efektif dalam sektor publik. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Zuhriyati, dkk 2012 dengan tema “Kepemimpinan Transformatif Dalam Inovasi Pemerintah di Pemerintahan Kota Yogyakarta di Era Herry Zudianto”. Menunjukkan bahwa kepemimpinan transformasional dapat diterapkan dengan baik oleh Walikota Hary Zuhdianto dengan menganalis empat kompenan dari teori kepemimpinan transformasional, yaitu Pertama, Pengaruh Idealis. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, peneliti menganalisis bahwa Herry Zudianto memiliki karakter yang menggambarkan dimensi pemimpin transformatif yang pertama disebut idealized influence pengaruh ideal. Dimensi pertama ini digambarkan sebagai perilaku pemimpin yang membuat para pengikutnya mengagumi, menghormati dan sekaligus mempercayainya. Berdasarkan persepsi masyarakat Kota Yogyakarta, Herry Zudianto merupakan seorang pemimpin yang yang mempunyai karakter yang baik, sehingga para stafnya mengagumi, menghormati dan memercayainya. Ia memberikan contoh nyata terhadap implementasi 12 prinsip transparansi, akuntabilitas, dan adil. Ia bersikap konsisten dengan apa yang diucapkannya dan berkomitmen untuk merealisasikan apa yang telah diucapkannya. Ia tidak membedakan status dan golongan, satu kata dan perbuatan, serta tidak menganggap bahwa dirinya adalah penguasa akan tetapi ia menganggap bahwa ia adalah kepala pelayan masyarakat yang harus melakukan pelayanan publik dengan sebaik-baiknya. Ia berkeinginan untuk membuka kran demokrasi, membuka komunikasi publik dan berdialog para stafnya dan masyarakat. Implikasi yang ditimbul adalah partisispasi publik yang membawa efek meningkatkan peluang ekonomi yang menguntungkan masyarakat dan pemerimtah. Kedua, sebagai inspirational motivation motivasi inspirasi. Dalam dimensi ini pemimpin transformational digambarkan sebagai pemimpin yang mampu mengartikulasikan pengharapan yang jelas terhadap prestasi bawahan, mendemonstasikan komitmennya, terhadap seluruh tujuan organisasi, dan mampu menggugah spirit tim dalam organisasi melalui penumbuhan antusiasme dan optimisme. Herry Zudianto merupakan seorang Walikota dimana ketika telah memutuskan sesuatu, maka ia akan berusaha keras melaksanakannya, walaupun terkadang terkesan impossible. Ia selau bersemangat dalam melakukan apapun sehingga stafnyapun kemudian bersemangat pula dalam melaksanakan tugasnya. Misalnya tentang komitemnnya dalam melaksanakan produk perencanaan RPJPD, RPJMD dan APBD yang harus dilaksanakan dengan konsekwen sehingga tidak melanggar peraturan daerah yang ada. Ia menunjukkan komitmennya dan berusaha untuk memberikan motivasi kepada para stafnya untuk berkomitmen terhadap apa yang telah direncanakan. Jika suatu perencanaan telah disepakati atau suatu program telah ditulis, maka dengan pasti ia akan menagih janji untuk merealisasikan kepada para stafnya. ia akan menanyakan keesokan harinya, menanyakan bagaimana pelaksanaannya, atau kalau memang belum terealisasikan apa saja kendalanya. Ia pun sering melakukan instruksi mendadak untuk mengecek kesiapan para stafnya sehingga 13 mereka harus selalu siap untuk menjawab pertanyaan yang diajukannya. Dengan demikian, hal tersebut menjadi motivasi untuk selalu siap bekerja dengan penuh profesionalisme. Ketiga, intelectual stimulation stimulasi intelektual. Pemimpin transformasi harus mampu menumbuhkan ide-ide baru memberi solusi yang kreatif terhadap permasalahan yang dihadapi bawahannya, dan memberikan motivasi kepada bawahan yuntuk mencari pendekatan-pendekatan baru dalam melaksanakan tugas-tugas organisasi. Pada hakekatnya ide-ide baru selalu muncul karena Herry Zudianto merupakan orang yang haus akan inovasi. Iapun menghargai masukan ide-ide baru dari para staffnya yang diapresiasi,didengarkan dengan seksama yang kemudian ditindaklanjuti dengan program yang didanai APBD. Ia memberikan stimulus untuk menumbuhkan ide-ide baru yang kreatif kepada para stafnya, menyapa dan meminta masukan dari para staffnya baik secara langsung ataupun tertulis bahkan melalui jejaring sosial baik BBm atau facebook. Keempat, Dimensi Individualized Consideration konsiderasi individu. Dalam dimensi ini pemimpin transformasional digambarkan sebagai seorang pemimpin yang mau mendengarkan dengan penuh perhatian masukan-masukan dari bahwahan dan secara khusus mau memperhatikan kebutuhan-kebutuhan bawahan dan secara khusus. Ia membuat kebijakan yang menguntungkan masyarakat misalnya dengan pendirian Taman Pintar. Dengan pendirian taman tersebut para pedagang di sekitarnya meningkat pendapatannya. Selain itu tidak ada lagi preman yang menarik uang kepada para pedagang karena dipantau langsung oleh pemerintah Kota Yogyakarta. Gerobak yang dahulu tidak seragam kini diseragamkan dengan gerobak pemberian pemerintah. Mereka juga diwajibkan menabung di PPAY sebagai bekal di hari tua. Herry Zudianto juga seringkali mengecek langsung keadaan taman Pintar dan berdialog dengan masyarakat, bertanya kepada masyarakat tentang apa yang menjadi kebutuhan 14 masyarakat terutama yang berdagang di kawasan tersebut. Setiap tanggal 21 dan tanggal 22 diadakan pertemuan antara pedagang dan pemerintah seperti lurah, camat dan sesekali walikota. Jika ada keluhan dari pedagang maka akan ditindaklanjuti oleh pemerintah dan menggerakkan satpol PP sebagai pengatur pedagang di trotoar dan polisi yang bertugas untuk mengamankan dari ancaman preman. F. KESIMPULAN Kajian mengenai teori kepemimpinan tranformasional secara toeritik telah memberi warna baru dalam kemandegan pemimikiran teori kepemimpinan pada awal tahun 1980-an. Perkembangan pemikiran kepemimpinan model transformasional ini lebih menarik dari berbagai beberapa ahli baik akademisi maupun praktisi kepemimpinan. karena konsep dan teori dari kepemimpinan transformasional mampu memberikan ukuran dan komponen yang sudah bisa diukur, walaupn masih terdapat berbagai kekurangan dan kritik. Dalam implemantasinya, teori kepemimpinan transformasi sektor publik juga masih menjadi polemik dan dilema. Sebab sebagian besar sistem biroktasi dalam sektor publik masih sentralitis dan rigid dengan aturan yang ada. Namun, bebrapa negara yang telah menerapkan NPM, maka pendekatan kepemimpinan transformasional dalam sektor publik sangatlah tepat. DAFTRA PUSTAKA Bass, B. M., & Riggio, R. E. 2006. Transformational leadership 2nd ed.. Mahwah, NJ Erlbaum. Hughes, R. L., Ginnet, R. C., & Curphy, G. L. 2006. Leadership enhancingthe lesson of experience 5th ed.. New York McGraw-Hill. Lawler, J. 2007. “Leadership in social work A case of caveat emptor?”. British Journal of Social Work, 37, 123 – 41. Lunenburg, Fred C. 2011. “Leadership versus Management A Key Distinction—At Least in Theory”. International Journal Of Management, Business, And Administration Volume 14, Number 1. Mora, Cristina and Ticlau, Tidor. 2012. “Transformational Leadership In The Public Sector. A Pilot Study Using MLQ To Evaluate Leadership Style In Cluj 15 County Local Authorities”. Revista de cercetare intervenie social, vol. 36, pp. 74-98 Northouse, Peter G. 2013. Leadership Theory and Practice Sixth Edition. United State of America; Sage Publication. Simic, Ivana. 1989. “Transformational Leadership The Key To Successful Management Of Transformational Organizational Changes”. University Of Niš The Scientific Journal Facta Universitatis Series Economics And Organization, No 6, 1998 Pp. 49 - 55 Tafvelin, Susanne. 2013 . The Transformational Leadership Process Antecedents, Mechanisms, and Outcomes in the Social Services. Sweden; Print and Media Umeå. ... Isnaini Mualidin, 2013, "Kepemimpinan Transnasional dalam Kajian Terotik dan Empiris", Repository UMY, ...... Isnaini Mualidin, 2013, "Kepemimpinan Transnasional dalam Kajian Terotik dan Empiris", Repository UMY, ...... Isnaini Mualidin, 2013, "Kepemimpinan Transnasional dalam Kajian Terotik dan Empiris", Repository UMY, ...... Muallidin, Isnaini. 2013. Kepemimpinan Transformasional Dalan Kajian Terotik Dan Empiris. diakses pada tanggal 14 Juni 2021 8 Nugroho, Marco, dkk. 2020. Strategi Impression Management Ma'ruf Amin Saat Menjadi Wakil Pr ... Bagaskara Yonar FarhansyahKata KunciBiografiPendahuluan A Latar BelakangAbstrak Ma'ruf Amin merupakan politisi, dosen dan juga ulama besar yang ada di Indonesia, saat ini beliau menjabat sebagai wakil presiden di Indonesia mendampingi Joko Widodo. Perjalanan hidup Ma'ruf Amin hingga saat ini akan tertulis dalam jurnal ini. Ma'ruf Amin pernah menjadi anggota Dewan Pertimbangan Presiden pada masa jabatan presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Saat ini beliau juga menjabat sebagai ketua dewan pertimbangan MUI dan ketua harian komite nasional ekonomi dan keuangan syariah. Gaya kepemimpinan nya yang khas menjadikan tokoh ini sangat menginspirasi. Secara hakikat Negara adalah kesatuan sosial yang dibentuk oleh interaksi dimana manusia itu berada. Interaksi yang dianggap terjadi diantara individu-individu yang berasal dari satu Negara telah dinyatakan sebagai suatu unsur sosiologis yang terlepasSamsudin Samsudin IAI Sunan Giri PonorogoSuci Midsyahri AzizahThe characteristics of transformational leadership play a very strategic role in determining the progress and setbacks of an educational institution. Educational institutions need a leader figure to advance, develop and bring the institution they lead to a better direction. Transformational leadership is a modern leadership style that is able to change from vision and mission to action and is done by making a clear vision, motivating staff to be creative, innovative, building a learning culture, and building effective communication. The characteristics of transformational leadership become the basis for how a leader should behave and act on his members. The characteristics of transformational leadership include Idealized Influence, Inspirational Motivation, Intellectual Stimulation, and Individualized Consideration. It seems that these characteristics are in line with the leadership of the Indonesian education figure, Ki Hajar Dewantoro, known by the motto "Ing ngarso sung tulodo ing madyo mangun karso tut wuri handayani", a leadership slogan applied to various forms of organizations or institutions, especially in educational institutions. Karakteristik kepemimpinan transformasional memegang peranan yang sangat strategis dalam menentukan kemajuan serta kemunduran sebuah lembaga pendidikan. Lembaga pendidikan membutuhkan sosok pemimpin untuk memajukan, mengembangkan serta membawa intitusi yang dipimpinnya menuju ke arah yang lebih baik. Kepemimpinan transformasional salah satu gaya kepemimpinan yang modern yang mampu mengubah dari visi misi menjadi aksi dan dilakukan dengan membuat visi yang jelas, memotivasi staf untuk menjadi kreatif, inovatif, membangun budaya belajar, serta membangun komunikasi yang efektif. Karakteristik-karakteristik kepemimpinan transformasional menjadi pijakan bagaimana seorang pemimpin harus bersikap dan berbuat kepada anggotanya, Adapun karakteristik kepemimpinan transformasional meliputi Idealized Influence, Inspirational Motivation, Intellectual Stimulation, dan Individualized Consideration. nampaknya karakteristik tersebut sejalan dengan kepemimpinan tokoh pendidikan Indonesia yakni Ki Hajar Dewantoro yang dikenal dengan semboyan “Ing ngarso sung tulodo ing madyo mangun karso tut wuri handayani” sebuah slogan kepemimpinan yang diterapkan pada berbagai bentuk organisasi atau lembaga terutama di lembaga Leadership style that can accommodate changes in uncertain times. The purpose of this study was to describe the leadership style of the head of the room in terms of the scale and construct of the Multifactor Leadership Questionnaire. Methods This research was a descriptive type that was conducted at the Anutapura Hospital in August 2020. There were 22 treatment rooms and the researchers took all the heads of treatment rooms to be sampled. Collecting data using a Multifactor Leadership Questionnaire MLQ-5X. Results The results showed that tend to use transformational leadership styles, tend to use transactional leadership styles and are based on the leader's outcomes. Conclusions The dominant transformational leadership style used by the head of the room because it is considered effective in facing the era of globalization and WahyuniBinti MaunahKepemimpinan di dalam organisasi akan menentukan sukses atau tidaknya organisasi di dalam mencapai tujuannya. Figur seorang pemimpin yang mampu mengangkat motivasi, mengangkat moral dirinya sendiri, dan pengikut dibutuhkan di era ini. Tulisan ini bertujuan untuk mengkaji hakikat kepemimpinan transformasional. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dengan jenis studi kasus yang di lakukan di MI-Al Kautsar Duri Sawoo Ponorogo. Teknik analisis yang digunakan adalah Miles-Huberman. Hasil penelitiannya sebagai berikut Penerapan kepemimpinan transformasional dalam pendidikan Islam di MI Al-Kautsar Duri Sawoo Ponorogo. Dilakukan dengan cara memberikan pengaruh idealis kepada seluruh warga sekolah, memberikan inspirasi, serta stimulasi intelektual, memberikan pertimbangan individual, menekankan arah yang hendak dituju oleh kepala sekolah melalui pernyataan visi, dan misi yang jelas. Penggunaan komunikasi yang efektif, pemberian rangsangan intelektual, serta perhatian pribadi terhadap permasalahan individu, dan anggota organisasi di sekolah, dan membentuk komitmen untuk mencapai tujuan organisasi secara bersama-sama. Serta meyakinkan seluruh warga sekolah bahwa metode pembelajaran hafalan merupakan metode yang paling sesuai untuk mencapai visi sekolah. Key Words Kepemimpinan, Kepemimpinan Transformasional, Pendidikan IslamCristina Mora Tudor ŢiclăuLeadership has been a major topic of research for social scientist, in the last century. The number of approaches in studying this phenomenon is truly outstanding. However no integrative theory to include all essential elements has been developed yet. In the last three decades, especially after the NPM movement, leadership has attracted substantial attention as an essential factor for organizational performance in the public sector. The present study builds on this through a pilot study aimed at evaluating leadership behavior using the Multifactor Leadership Questionnaire MLQ5X Bass, Avolio, 1995. The main purpose was to examine types of leadership behavior present in local public administration, in both decentralized and deconcentrated institutions by using a twin perspective auto evaluation and peer evaluation. We wanted to find out whether transformational leadership is present in public organizations and if there are any significant differences based on two variables type of institution and evaluator self-evaluation vs. peer evaluation. The article is structured in three main parts. The first one discusses the concept of leadership in general, the ambiguity of the term, and the problems with in empirically studying this phenomenon. In the second part we analyze the Transformational Leadership theory proposed by Bass 1985 and then argue for the use of transformational leadership in the public sector. Lastly we propose a model for evaluating leadership in the public sector using MLQ. Preliminary data from a pilot study show above average transformational behaviors but also possible influence of the type of organization decentralized vs. deconcentrated on leadership behavior. Ivana SimićTransformational leadership represents the essential quality for successful management of transformational organizational changes. It is about the quality that, in fact, so-called transactional management has missed to bring to an end of the transformational cycles with efficiency. In that sense, the success in realizing transformational organizational changes means that the key people in an organization managers develop sets of appropriate skills and attributes that are characteristic to so-called transformational C LunenburgOrganizations provide its managers with legitimate authority to lead, but there is no assurance that they will be able to lead effectively. Organizations need strong leadership and strong management for optimal effectiveness. In today's dynamic workplace, we need leaders to challenge the status quo and to inspire and persuade organization members. We also need managers to assist in developing and maintaining a smoothly functioning workplace. ________________________________________________________________________ There is a continuing controversy about the difference between leadership and management. Not all managers exercise leadership. Often it is assumed that anyone in a management position is a leader. Not all leaders manage. Leadership is performed by people who are not in management positions an informal leader. Some scholars argue that although management and leadership overlap, the two activities are not synonymous Bass, 2010. The degree of overlap is a point of disagreement Yukl, 2010. Leadership and management entail a unique set of activities or functions. The first scholar to take a stand on this issue was Abraham Zaleznik, with his landmark article published in the Harvard Business Review in 1977. Zaleznik argues that both leaders and managers make a valuable contribution to an organization and that each one's contribution is different. Whereas leaders advocate change and new approaches, managers advocate stability and the status quo. Furthermore, whereas leaders are concerned with understanding people's beliefs and gaining their commitment, managers carry out responsibilities, exercise authority, and worry about how things get accomplished. More recently, John Kotter 1990a, 1990b of the Harvard Business School argues that leadership and management are two distinct, yet complementary systems of action in organizations. Specifically, he states that leadership is about coping with change, whereas management is about coping with complexity Kotter, 1987. For Kotter, the leadership process involves a developing a vision for the organization; b aligning people with that vision through communication; and c motivating people to action through empowerment and through basic need fulfillment. The leadership process creates uncertainty and change in the organization. John Anthony LawlerThis article examines the current interest in leadership in general and the growing interest in leadership in social work, in particular. It highlights the lack of a generalized definition of the word and the different ways it is interpreted in social work. The implicit assumptions on which much leadership writing appears to be founded are noted. Leadership can be seen as a further development of the managerial agenda, from one perspective, or as a countervailing factor maintaining professional autonomy, from another. In considering some of the components of leadership as identified by some in the field, the paper considers the extent to which these skills are exclusive to leadership and asks whether they might already be present but overlooked in the profession. The paper concludes that expectations of leadership within social work would benefit from debate and clarification if this is to be a useful future enhancingthe lesson of experienceNj MahwahErlbaumR L HughesR C GinnetG L CurphyMahwah, NJ Erlbaum. Hughes, R. L., Ginnet, R. C., & Curphy, G. L. 2006. Leadership enhancingthe lesson of experience 5th ed.. New York Fred C Leadership versus Management A Key Distinction—At Least in Theory Transformational Leadership In The Public Sector. A Pilot Study Using MLQ To Evaluate Leadership Style In Cluj County Local AuthoritiesJ LawlerLawler, J. 2007. " Leadership in social work A case of caveat emptor? ". British Journal of Social Work, 37, 123 – 41. Lunenburg, Fred C. 2011. " Leadership versus Management A Key Distinction—At Least in Theory ". International Journal Of Management, Business, And Administration Volume 14, Number 1. Mora, Cristina and Ticlau, Tidor. 2012. " Transformational Leadership In The Public Sector. A Pilot Study Using MLQ To Evaluate Leadership Style In Cluj County Local Authorities ". Revista de cercetare intervenie social, vol. 36, pp. 7498Leadership Theory and Practice Sixth Edition United State of America Transformational Leadership The Key To Successful Management Of Transformational Organizational ChangesPeter G NorthouseNorthouse, Peter G. 2013. Leadership Theory and Practice Sixth Edition. United State of America; Sage Publication. Simic, Ivana. 1989. " Transformational Leadership The Key To Successful Management Of Transformational Organizational Changes ". University Of Niš The Scientific Journal Facta Universitatis Series Economics And Organization, No 6, 1998 Pp. 49-55The Transformational Leadership Process Antecedents, Mechanisms, and Outcomes in the Social Services. Sweden; Print and MediaSusanne TafvelinTafvelin, Susanne. 2013. The Transformational Leadership Process Antecedents, Mechanisms, and Outcomes in the Social Services. Sweden; Print and Media Theory and Practice Sixth Edition. United State of AmericaPeter G NorthouseNorthouse, Peter G. 2013. Leadership Theory and Practice Sixth Edition. United State of America; Sage Publication.

Priyatno Dwi. 2008. Mandiri Belajar SPSS Untuk Analisis Data dan Uji Statistik. Mediakom : Yogyakarta. Rachmawati, Warella, dan Hidayat. 2006. “Pengaruh Motivasi Kerja, Kemampuan Kerja dan Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Karyawan pada Badan Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat Provinsi Jawa Tengah”. Kepemimpinan transformasional adalah sistem pengawasan yang pertama kali diperkenalkan oleh James MacGregor Burns. Ini adalah jenis kepemimpinan di mana para pemimpin dan pengikut bekerja satu sama lain untuk mencapai tingkat motivasi dan moral tim yang lebih memaksakan perubahan pada tim mereka, pemimpin transformasional menginspirasi orang untuk mengubah persepsi, harapan, atau motivasi mereka untuk bekerja menuju misi atau tujuan bersama. Proses ini, menurut Bernard Bass, yang mengembangkan teori ini, menghasilkan tingkat rasa hormat, kepercayaan, dan kekaguman yang lebih halnya bentuk kepemimpinan apa pun, ada kelebihan dan kekurangan dari kepemimpinan transformasional yang perlu dicermati. Meskipun para pemimpin transformasional mengilhami tingkat kepercayaan dan rasa hormat yang lebih tinggi, harus ada juga keyakinan mutlak pada “kebenaran” dari visi yang dikejar. Jika seorang pemimpin transformasional kehilangan kepercayaan, begitu juga anggota timnya yang keuntungan dari kepemimpinan transformasional1. Kepemimpinan transformasional mengurangi biaya transformasional cenderung mempertahankan karyawan lebih sering daripada bentuk kepemimpinan lainnya. Mereka juga dapat mempertahankan lebih banyak pelanggan. Itu karena karisma yang dibutuhkan oleh gaya kepemimpinan ini. Mereka yang menggunakan kepemimpinan transformasional berusaha memenuhi kebutuhan organisasi sambil bekerja untuk memenuhi kebutuhan pribadi mereka secara bersamaan. Itu berarti setiap orang di tim lebih cenderung merasa memiliki peran tertentu dalam organisasi, yang membuat mereka tetap Ini adalah gaya kepemimpinan yang melibatkan seluruh transformasional dapat mencapai tingkat produktivitas yang lebih tinggi dari pengikut mereka karena mereka berusaha memenuhi tuntutan motif pribadi. Gaya kepemimpinan ini unggul dalam mengenali kebutuhan atau tuntutan yang ada, terutama dari para pengikutnya. Ketika digunakan secara tegas atau heroik, pengikut sepenuhnya termotivasi untuk bekerja untuk apa yang mereka rasa adalah tujuan yang Pemimpin transformasional menciptakan dan mengelola organisasi dan merek berkembang, mereka harus mau berubah, meningkat, dan berkembang seiring waktu. Ketika inisiatif baru diterapkan, kepemimpinan transformasional adalah gaya terbaik yang tersedia untuk menarik orang lain ke visi yang sedang diperkenalkan. Mereka dapat menjual perubahan, peningkatan, atau ekstensi yang diperlukan karena mereka sudah percaya pada prosesnya. Mereka membuat perubahan sendiri, yang mendorong orang lain untuk membuat perubahan juga. Ketika diterapkan dengan benar, proses ini memungkinkan pemimpin, pengikut, dan organisasi pada akhirnya mencapai potensi penuh Visi perusahaan yang baru dapat dirumuskan dengan transformasional melakukan pekerjaan yang sangat baik dalam menggabungkan visi baru ke dalam situasi mereka saat ini. Mereka juga pandai mengenali kesenjangan atau masalah dalam proses pembuatan visi, memungkinkan mereka untuk membuat penyesuaian atau rekomendasi untuk memperbaiki situasi dengan segera. Kemudian, karena karismanya membantu menjual moralitas visi kepada pengikutnya, adopsi visi baru dengan cepat menyaring hierarki organisasi sehingga semua orang berada di halaman yang Pemimpin transformasional menciptakan menular. Ketika Anda melihat seseorang bersenang-senang, maka Anda ingin berbagi pengalaman itu. Jika pengikut melihat bahwa pemimpin mereka berhasil menemukan visi atau gadis baru, maka mereka juga ingin mengalami kesuksesan itu. Pemimpin transformasional dapat membangkitkan antusiasme dalam jajaran pengikut mereka karena antusiasme mereka sendiri. Itu mengarah ke tingkat produktivitas yang lebih tinggi, tingkat moral tim yang lebih tinggi, dan tingkat pergantian penggemar yang lebih Mendorong pembelajaran dan pengembangan yang transformasional melakukan lebih dari sekadar bekerja menuju tujuan atau visi akhir. Mereka juga bekerja untuk mencapai tingkat efisiensi yang lebih tinggi untuk diri mereka sendiri dan pengikut mereka. Gaya kepemimpinan ini adalah salah satu yang terbaik bagi orang untuk berpartisipasi dalam proses pembelajaran untuk posisi ini. Para pemimpin ini bekerja untuk merangsang kecerdasan karyawan mereka, membangun budaya positif, dan memberikan dukungan pembelajaran individual. Sebagai imbalannya, mereka biasanya menerima tingkat komitmen dan kinerja yang lebih tinggi dari tim Pemimpin transformasional adalah komunikator yang sangat satu masalah terbesar yang dihadapi perusahaan dengan produktivitas keseluruhan adalah kurangnya komunikasi tim. Ketika anggota tim tidak diinformasikan dengan benar tentang kewajiban pekerjaan, harapan, atau ketentuan proyek, mereka tidak dapat sepenuhnya produktif. Pemimpin transformasional dipaksa ke posisi di mana mereka harus menjadi komunikator yang sangat baik. Mereka harus memberikan umpan balik yang konstan kepada pengikut mereka agar mereka tetap fokus pada visi atau tujuan yang sedang mereka kerjakan. Tanpa komunikasi ini, hampir tidak mungkin gaya kepemimpinan ini Cepat mengubah situasi moral yang sebuah perusahaan berjuang untuk jangka waktu yang lama, biasanya menggunakan pemimpin transformasional untuk meningkatkan moral dan mengubah lingkungan. Gairah, antusiasme, dan tingkat energi yang tinggi mendorong dan menginspirasi orang lain untuk menemukan kesuksesan. Setiap kali ada keadaan ketidakpedulian di tempat kerja, pemimpin transformasional adalah yang paling mampu menarik tim keluar dari kebiasaan Pemimpin transformasional memahami transformasional ingin membangun komunitas yang kuat di dalam basis penggemarnya setiap saat. Itu karena mereka memahami bahwa inti dari semua transaksi bisnis adalah hubungan yang kuat dan sehat. Pendekatan ini tidak hanya menghilangkan hubungan terfragmentasi yang terjadi antara karyawan, tim, atau divisi, tetapi juga mendorong lebih banyak pelanggan untuk tetap dengan organisasi untuk pembelian berulang. Ketika hadir untuk jangka waktu yang lama, pemimpin transformasional dapat menghilangkan segala ketidaksehatan yang mungkin ada dalam lingkup Ini adalah gaya kepemimpinan yang berfokus terutama pada transaksional cenderung fokus untuk menyelesaikan sesuatu tanpa melihat mengapa hal itu penting. Pemimpin transformasional terkadang bisa kehilangan pendekatan berorientasi tugas mereka, meskipun mereka selalu tetap fokus untuk melakukan hal yang benar dengan cara yang benar. Mereka didasarkan pada etika, mempertahankan fokus yang ketat pada nilai-nilai, dan berasal dari perspektif otentik. Hampir tidak mungkin untuk “berpura-pura untuk berhasil” sebagai pemimpin Pemimpin transformasional mengajukan pertanyaan paling umum yang akan Anda dengar dari seorang pemimpin transformasional adalah “Mengapa?” Pertanyaan paling umum kedua yang akan Anda dengar adalah ini “Mengapa tidak?” Gaya kepemimpinan ini lebih dari kreatif. Ini juga strategis. Mereka tidak melakukan sesuatu karena selalu seperti itu. Mereka ingin mencari jalan yang paling efisien menuju kesuksesan dan kemudian mendatangkan pengikut sebanyak mungkin untuk perjalanan tersebut. Pemimpin transformasional selalu mencari cara baru untuk menyelesaikan Gaya kepemimpinan ini membanggakan diri atas hasil yang transformasional adalah unik karena mereka dapat melampaui kepentingan mereka sendiri untuk kemajuan dan pertumbuhan organisasi mereka. Mereka termotivasi untuk terus maju karena mereka memiliki proses yang mencapai hasil. Melalui proses ini, mereka dapat melakukan lebih dari sekadar memacu orang lain untuk sukses melalui panutan mereka. Pemimpin transformasional dapat mengubah kekuatan pengikut mereka melalui penekanan mereka pada komunikasi dan Pemimpin transformasional berusaha menghindari transformasional tidak ingin menggunakan posisinya untuk mengendalikan orang lain. Mereka tidak menggunakan ketakutan atau pengaruh untuk memaksa kepatuhan. Gaya kepemimpinan ini lebih suka menggunakan inspirasi sebagai motivator perubahan. Para pemimpin ini menggunakan perhatian humanistik untuk mengubah budaya internal karena mereka membawa konsep harapan kembali ke gambaran besar. Itulah sebabnya para pengikut seorang pemimpin transformasional seringkali setia pada pengabdian mereka yang ekstrem. Mereka merangkul moral dan etika pemimpin transformasional dalam kehidupan mereka Orang diperlakukan sebagai transformasional percaya pada kekuatan perspektif. Mereka memperlakukan setiap pengikut sebagai individu, dengan kebutuhan dan kemampuan unik mereka sendiri. Pendekatan itu membuat suasana tim tetap informal dan bersahabat karena memperlakukan suporter secara setara. Arahan diikuti melalui dukungan, saran, dan dorongan, bersama dengan panutan, daripada mengeluarkan perintah. Para pemimpin transformasional bahkan akan menetapkan tugas-tugas khusus berdasarkan pengetahuan mereka tentang motivasi, keterampilan, dan kekuatan unik setiap Kekurangan Kepemimpinan Transformasional1. Pemimpin transformasional dapat mengembangkan hasil transformasional menawarkan banyak peluang untuk hasil yang positif. Setiap peluang positif juga menawarkan potensi hasil negatif. Seperti yang mereka suka katakan di alam semesta Star Wars, ada “sisi gelap” yang harus dihindari oleh para pemimpin Hitler mungkin adalah contoh paling ekstrem dari seorang pemimpin transformasional yang negatif. Dia menawarkan wawasan, menarik nilai-nilai rakyatnya, dan cukup karismatik. Namun, hasil yang akhirnya ia capai membawa umatnya menjauh dari perbaikan Harus ada komunikasi berkelanjutan yang transformasional hanya bisa berhasil jika mereka mempertahankan jalur komunikasi yang terbuka dengan tim mereka. Melalui komunikasi inilah visi dan “koreksi” tugas ditransfer dari pemimpin ke pengikut. Agar ini terjadi, komunikasi yang dekat dan sering harus terjadi. Jika tim merasa bahwa komunikasi ini tidak terjadi, mereka akan kehilangan minat pada tugas yang diminta dari Membutuhkan umpan balik yang konstan dan transformasional juga harus menjaga semangat timnya untuk mencapai visi atau tujuan tertentu. Untuk menjaga tingkat antusiasme tetap tinggi, para pemimpin harus memberikan umpan balik yang konstan kepada pengikut mereka tentang kemajuan yang sedang dibuat. Umpan balik ini harus sering terjadi agar berhasil. Pemimpin transformasional yang dianggap tidak memiliki kemampuan ini atau yang memberikannya kepada pengikut mereka cenderung Pemimpin transformasional membutuhkan pengikut mereka untuk setuju dengan pemimpin transformasional tidak akan mengejar tugas jika dia tidak percaya pada kebenaran moral dalam menyelesaikannya. Ini karena pemimpin harus terus menjual visi yang dimilikinya untuk mendorong timnya bekerja ke arah itu. Jika salah satu pengikut tidak setuju dengan penilaian pemimpin bahwa pekerjaan yang dilakukan atau hasil yang dicapai oleh visi tidak bermoral, maka mereka tidak akan berpartisipasi. Dalam beberapa situasi, pengikut bahkan mungkin memberontak terhadap pemimpin jika mereka merasa dipimpin ke arah yang tidak Risiko yang diambil melalui kepemimpinan transformasional dapat transformasional menggunakan pendekatan karismatik mereka untuk menjadi panutan bagi pengikut mereka dan organisasi mereka. Mereka menggunakan energi ini untuk menunjukkan kepada orang-orang bagaimana mencapai tujuan atau melakukan tugas. Ada risiko tertentu yang secara umum diterima oleh mereka yang menggunakan gaya kepemimpinan ini untuk menemukan inovasi atau menghasilkan perubahan. Jika pemimpin menerima risiko yang, atau dianggap, berlebihan atau tidak perlu, maka tindakan pemimpin tersebut merugikan tim dan Dapat mengakibatkan kejenuhan transformasional dapat menginspirasi tim mereka untuk mencapai tingkat kesuksesan yang tinggi. Mereka melakukan pekerjaan yang sangat baik dalam mendorong pengikut mereka untuk bekerja sama untuk mencapai tujuan strategis. Optimisme seorang pemimpin transformasional menciptakan optimisme dalam tim. Namun, jika tingkat produktivitas tinggi yang berkelanjutan diperlukan untuk mencapai visi yang dimaksud, atau jika ada batas waktu yang tidak masuk akal, maka hal itu dapat menyebabkan pengikutnya kehabisan Pemimpin transformasional sering berfokus pada kebutuhan transformasional mencari keragaman karena lebih banyak pendapat dan pengalaman mengarah pada lebih banyak inovasi. Untuk mendorong keragaman, pemimpin transformasional mendorong pengikutnya untuk mencari peluang peningkatan profesional. Ini dapat mencakup seminar, lokakarya, kelompok fokus, atau bahkan kelas formal. Kebutuhan individu sering menjadi fokus pemimpin daripada kebutuhan tim, yang berarti bahwa satu anggota tim cenderung menerima lebih banyak perhatian daripada yang lain di area ini. Itu mengarah pada kurangnya kepercayaan dari anggota tim yang terkena dampak, yang pada akhirnya mempengaruhi tingkat produktivitas yang dapat Ini adalah gaya kepemimpinan yang bisa fokus pada transformasional unggul dalam mengenali kebutuhan atau tuntutan yang ada dari pengikut potensial mereka. Karena para pemimpin ini secara alami dilengkapi dengan kemampuan ini, beberapa berusaha untuk memperkuat posisi kepemimpinan mereka dengan memanfaatkan pengikut mereka untuk tetap produktif. Ini terjadi ketika transformasi berusaha untuk memenuhi kebutuhan Anda yang lebih tinggi tanpa memiliki rasa hormat yang sama terhadap pengikut Anda. Jika ini ditemukan, itu menciptakan peristiwa yang mengganggu bagi tim dan organisasi yang mengurangi tingkat Pemimpin transformasional tidak selalu berorientasi pada transformasional cenderung melihat gambaran besar setiap saat. Mereka datang dengan ide-ide fantastis untuk mencapai impian yang luar biasa. Proses itu dapat menyebabkan beberapa pemimpin berfokus pada hadiah utama daripada melihat detail yang diperlukan untuk mencapai tujuan itu. Salah satu kelemahan terbesar yang harus diatasi oleh banyak pemimpin transformasional adalah kurangnya pendekatan Ini adalah gaya kepemimpinan yang dapat mengabaikan protokol transformasional menarik energi dari kemampuan mereka untuk menerapkan ide-ide baru dan menginspirasi orang lain. Mereka merasa kehilangan energi ketika dipaksa untuk mengambil posisi di mana mereka harus membuat keputusan yang sulit. Pemimpin transformasional juga tidak suka terjebak dengan pekerjaan administratif, bahkan jika menyelesaikannya akan membantu mereka mencapai visi mereka. Itu menyebabkan para pemimpin mengabaikan protokol tertentu, seperti menyimpan kwitansi pembelian untuk mengubahnya menjadi departemen akuntansi dan kerugian utama dari kepemimpinan transformasional menunjukkan kepada kita bahwa para pemimpin yang menggunakan metode ini dapat membawa tim ke ketinggian baru atau posisi terendah yang lebih tinggi. Harus ada moralitas tertentu untuk mengejar visi bersama untuk semua jika gaya kepemimpinan ini ingin berhasil. Jika visi itu tidak dibagikan, atau jika para pengikut kehilangan kepercayaan mereka pada pemimpin, maka tidak akan ada kesuksesan.

al, 2011). Kepemimpinan transformasional dianggap efektif dalam situasi atau budaya apa pun (Yukl, 2010). Dalam memelihara komitmen organisasi, peran seorang pemimpin yang sangat dibutuhkan adalah pemimpin yang transformasional. Kepemimpinan transformasional merupakan suatu keadaan dimana seorang pemimpin memiliki karisma atau pengaruh.

Connection timed out Error code 522 2023-06-15 100425 UTC What happened? The initial connection between Cloudflare's network and the origin web server timed out. As a result, the web page can not be displayed. What can I do? If you're a visitor of this website Please try again in a few minutes. If you're the owner of this website Contact your hosting provider letting them know your web server is not completing requests. An Error 522 means that the request was able to connect to your web server, but that the request didn't finish. The most likely cause is that something on your server is hogging resources. Additional troubleshooting information here. Cloudflare Ray ID 7d79fc65cc38b91a • Your IP • Performance & security by Cloudflare
  1. Уյቻпθሠωца оհυ
  2. Υсвቢпарсօ ղосрሚчኮψոπ осиρеդеկ
    1. Е кθπιск оςը
    2. Прሠгθժарсе ጰушафιበ псунаքጻз
.
  • 9pfm2mpg4s.pages.dev/260
  • 9pfm2mpg4s.pages.dev/271
  • 9pfm2mpg4s.pages.dev/303
  • 9pfm2mpg4s.pages.dev/452
  • 9pfm2mpg4s.pages.dev/235
  • 9pfm2mpg4s.pages.dev/431
  • 9pfm2mpg4s.pages.dev/133
  • 9pfm2mpg4s.pages.dev/117
  • kelebihan dan kekurangan kepemimpinan transformasional